Chapter 51

597 46 3
                                    

Bryan, Diandara dan Richard tersenyum lebar di pintu masuk kampus yang mereka rencanakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bryan, Diandara dan Richard tersenyum lebar di pintu masuk kampus yang mereka rencanakan. Setelah menghadapi minggu lalu yang cukup melelahkan, akhirnya mereka semua mendapat hasil yang memuaskan. Mereka di terima di kampus ini.

Tapi hanya kampus yang sama, jurusan yang mereka pilih berbeda. Ketiganya tentu menggambil jurusan yang berbeda sebab cita-cita mereka sangat tak sama.

Bryan lebih memilih menggambil jurusan yang tentunya berkaitan dengan perusahaan. Karena nanti di umurnya yang ke-25 tentu saja dia di berikan satu perusahaan papa-nya, dan tentu Bryan ingin mengembangkan perusahaan itu dengan baik.

Diandara melambaikan tangannya kepada Bryan maupun Richard.

''Gue duluan ya, mau cari teman hehe.'' Diandara berlari kecil ke arah fakultasnya.

Bryan dan Richard hanya tersenyum dan menit berikutnya mereka pergi ke fakultas masing-masing.

''Hi,'' sapa seseorang wanita.

Bryan menghentikan langkahnya, menoleh ke arah wanita tersebut.

''Oh hi,'' jawabnya dengan ramah.

''Are you really Bryan?''

"Of course, I'm Bryan from Indonesia."

''Oh ya? Gue Jesicca, dari Indonesia tepatnya dari malang,'' balas wanita yang bernama Jesicca ini.

''Mau gue kenalin sama anak fakultas kita yang dari Indonesia?'' tawar Jesicca.

''Seems interesting. With pleasure I want,'' Bryan tersenyum dan mengikuti langkah Jesicca.

Bryan memasuki ruang mata kuliahnya hari ini. Waw Bryan sangat terkesan.

''Hai guys, kenalin ini Bryan dari Indonesia. Tentu kalian tau siapa dia,'' ucap Jessica memperkenalkan Bryan kepada segerombolan pria yang sedang berkumpul.

Semuanya menoleh ke arah Bryan tanpa terkecuali. Bryan hanya tersenyum kikuk sebab merasa tak enak dipandang seperti itu.

''Hi, I'm Bry—''

''Ah kagak usah pake bahasa Inggris otak gue mau isitirahatkan otak sebelum harus fokus waktu saat dosen masuk,'' potong seorang pria.

''Ah oke.''

''Anjing lo, Yan. Kenapa harus ketemu sama lo sih sialan!'' umpat lelaki itu dengan suara yang cukup besar sehingga yang mengerti menoleh ke arah pria itu.

''Tolol, lo kenapa masuk fakultas ini Al?'' ya pria itu adalah Alvian.

''Bokap gue melakukan pemaksaan sialan.''

Semuanya tertawa mendengar jawaban Alvian, kecuali yang tak mengerti bahasa mereka.

***

Hari-hari terus berlalu, sepertinya hidup Bryan kembali berwarna sebab teman barunya. Berbeda dengan Bryan, Richard dan Diandara sangat fokus untuk mata kuliah. Berkumpul saja sekarang juga jarang.

''Ntar malem ngeclub yuk, cari ke bahagian,'' ajak Gildan yang merupakan teman Bryan juga.

Bryan menoleh, ia berpikir tentang perjanjian yang pernah dirinya buat dengan sang papa. Diizinkan nge-club tetapi sebulan hanya 2 kali, sedangkan baru saja kemarin Bryan pergi ke club malam bersama Nananuella.

''Ikut kagak, Yan?''

''Gue rasa gak bisa,'' jawabnya.

''Tumben bro, biasanya di ajak jalan ayo aja.''

''Tugas deadline besok ya anjing, bisa mampus gue kalo ketahuan.''

''Kan kalo, gak bakal ketahuan lagian.'' kata Kane menyangkal ucapan Bryan.

''Gue ragu, apa yang kagak papa gue tau soal anaknya.''

''Ayolah Yan.''

''Kagak dah buat bulan ini,'' ucapnya, sebab Bryan sangat tak ingin melanggar perjanjian tersebut.

''Bulan ini? Bulan ini lo bilang? Baru juga hari kelima masuk bulan Desember sialan.''

''Kagak bisa, serius.''

''Parah lo—''

''Udahlah, dia pasti punya alasan kuat kenapa gak mau ikut,'' kata Jesicca memotong cepat ucapan Alvian.

Semuanya mendengus kesal setelah mendengar Jesicca ikut menimbrung.

''Jes, pulang sama siapa?'' tanya Gildan.

''Ya sama lo lah bego, kan lo abang gue,'' celetuk Jesicca.

Jesicca dengan Gildan adalah kembar beda gender. Wajah mereka tentu mirip, sangat tampan dan sangat cantik. Bagaimana tidak, baru berapa bulan masuk kuliah Jesicca sudah didekati oleh beberapa kakak tingkat dan yang seangkatan.

''Natal nge-club yuk,'' ajak Leon yang baru saja datang.

''Si singa bego ya, Bryan kagak bisa nge-club bulan ini.''

''Oh yaudah buat acara di apartemen Alvian aja, jalang-jalang di sewa aj—''

''Gue gak izinin Gildan kalo kalian ngajak jalang, nanti Gildan gak perjaka lagi,'' ucap Jesicca begitu saja.

''Lah? Bukannya beberapa hari yang lalu lo bilang udah main sama kak—''

Dengan cepat Gildan menutup mulut Kane yang berada di sampingnya ini, Gildan tersenyum lebar ke arah adiknya, Jesicca.

''What?!! Lo main sama Asheana? Waras gak sih lo?''

''Ya dia juga udah gak perawan, lagian kondisi gue mabok jadi gak sadar apa yang gue lakuin malam itu,'' kata Gildan sejujurnya.

''Oh fuck, gue gak bakal peduli lo lagi.''

''Gue kondisi mabok, Jes.''

''I don't care.''

''Cowok mana yang bisa nahan diri waktu mabok, ya gue nafsu ke betulan ada cew—''

''Jadi kalo gak ada dia lo bakal nyewa jal—''

''Good morning student!'' sapa dosen yang baru saja masuk ke kelas pagi Bryan dan teman-temannya.

''Morning, prof.''

Pelajaran berlangsung, Jessica masih menatap tak suka ke arah Gildan. Sedangkan yang ditatap hanya tersenyum lebar, untuk meluluhkan hati sang adik pikirnya begitu.

***
''Jes maafin gue lah,'' pinta Gildan.

Mereka sedang berjalan menuju parkiran, mata kuliah hari ini sudah berakhir. Semuanya memilih pulang tanpa menongkrong terlebih dahulu seperti biasanya.

Perjalanan mereka menuju parkiran tetap berlanjut sembari menonton drama Gildan dan Jessica secara gratis.

''Mereka pacaran atau adik kakak sih?'' tanya Kane aneh melihat kedua orang yang sedang drama dihadapan mereka ini.

''Si kembar adik kakak rasa pacar,'' ucap Alvian membuat semuanya sedikit terkekeh.

Sudah sampai parkiran pun kedua orang ini masih bertengkar.

''Ayolah Jes maaf, nanti gue beliin donat 10 kotak,'' pujuk Gildan, Jesicca hanya melirik lalu kembali menatap lurus ketika Gildan melihatnya.

''20 deh?'' tawar Gildan.

''30?'' tak ada tanda-tanda Jesicca menoleh sedikitpun.

''50 kotak deh keputusan akhir,'' kata Gildan menyebutkan keputusan akhirnya.

Jesicca menoleh dengan senyum girangnya, ''Oke saya maafkan.''

''50 dikurang 49 tapi huahaha!'' gelak Gildan langsung masuk ke dalam mobilnya.

''FUCK YOU!'' ucap Jesicca merasa kesal sebab di tipu oleh sang kakak.

Bryan, Alvian, dan Kane hanya geleng-geleng kepala dan masuk ke dalam mobil mereka masing-masing.

───TO BE CONTINUE───

NERDY GIRL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang