Chapter 1

2.9K 432 27
                                    

Rembulan yang bersinar terang telah terbenam terganti menjadi matahari, ayam-ayam telah berkokok dan dikumandangkan lah adzan shalat subuh.

Chilla terbangun dari tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi yang berada di kamarnya.

Jam telah menunjukkan 06.05, Chilla turun dari lantai dua menuju meja makan yang telah terdapat kakak laki-lakinya yang sedang sarapan.

''Pagi Abang!'' sapa Chilla lalu duduk dihadapan Sean.

''Lo masih mau di bully kayak dulu lagi?'' tanya Sean yang melihat penampilan adik kesayangannya tetap sama, seperti wanita cupu.

''Salah ya bang?'' tanya Chilla lalu membenarkan kaca matanya yang melorot.

''Dek, Lo gak salah. Tetapi orang-orang yang salah menilai aja sampe-sampe lo di bully dan di kucilkan kayak waktu lo SMP contohnya,'' kata Sean setiap hari saat melihat penampilan adiknya yang masih seperti ini saja.

''I went to school to gain knowledge not to attend the beauty or appearance arena!'' balas Chilla tak suka.

''Ya sudah kalau mau lo kayak begitu, tapi kalau ada apa-apa cerita sama gue, gue gini-gini tetep Abang lo!'' kata Sean pasrah.

***

Chilla telah melangkah masuk ke SMA Dirgantara, sekolah barunya. Chilla berjalan menuju lapangan yang telah di ramaikan oleh peserta baru.

BRUGH

Chilla merasa dirinya menabrak sesuatu sehingga ia terjatuh.

''Maaf-maaf aku gak sengaja,'' ujar Chilla dan mengulurkan tangannya kepada wanita yang ia tabrak atau menabrak.

''Gapapa kok,'' balas wanita itu lalu tersenyum manis kearah Chilla.

''Kenalin nama gue Bella Fatricia Gibadesta panggil aja Bella,'' ucap wanita itu memperkenalkan dirinya.

''A-ak-''

''Udah santai aja jangan gugup gitu!'' sela Bella.

''Maaf. Aku Prichilla Ashkilla Sanders dipanggil Chilla,'' balas Chilla ikut memperkenalkan dirinya.

''Penampilan lo lucu banget!'' puji Bella sambil memegang rambut Chilla yang dikepang.

''Makasih,'' jawab Chilla malu-malu kucing.

''Yuk baris nanti dimarah tau kalo telat!'' ajak Bella lalu menarik tangan Chilla.

''Selamat pagi adik-adik sekalian!'' sapa ketos yang berdiri di atas panggung.

''Baik. Hari ini kita akan melakukan mos. Sebelum itu kalian akan dibagikan kelompok. Dikelompok kalian nanti akan ada misi-misi untuk mengenal para osis dan mengenal satu sama lain!'' jelas ketos itu secara tegas.

Kelompok pun telah dibagi, Chilla berada dikelompok 2 sedangkan Bella dikelompok 3. Mereka tidak bisa satu kelompok karena tempat mereka berbaris tadi berdampingan.

Tak sedikit orang-orang yang mengucilkan Chilla sampai-sampai osis pun ikut serta mengucilkan dirinya. Mereka menjadikan Chilla sebagai bahan tertawaan. 

Acara dimulai, kakak pembina kelompok 2 mulai memperkenalkan diri mereka masing-masing. Lalu dilanjut oleh berkeliling sekolah dan mulai mengenal satu sama lain.

Semuanya telah kenal satu sama lain, dan sekarang merupakan waktu untuk beristirahat bagi mereka walau masih tetap harus berada di bawah pengawasan anggota osis.

Sekarang, anggota kelompok 2 duduk di aula yang tersedia dan memakan apa yang diberikan oleh anggota osis seperti air mineral dan sebungkus roti.

Chilla tetap menjadi bahan leluconan kelompoknya saat ini tanpa terkecuali. Chilla menunduk menahan tangis, ini tak seberapa tapi tetap menyakitkan baginya.

''Woi! Diam gak usah berisik!'' tegur Bryan yang merupakan kakak pembina kelompok 2.

''Kesambet apa lo bro? Tumben banget ngebelain,'' kata Verrel yang merupakan sahabat Bryan.

''Bacot lo!'' bentak Bryan dan menatap Verrel tak suka.

Jam telah menunjukkan waktu istirahat, semua berhamburan ke kantin karena kondisi perut yang kurang memungkinkan, tak cukup kalau hanya memakan roti dan minum air mineral.

Chilla dan Bella pun telah berada di kantin dan memakan pesanan mereka.

''Gimana tadi? Gue denger lo sedikit dikucilkan gitu ya?'' tanya Bella.

''Bukan sedikit lagi, semua jadiin aku bahan leluconan,'' jawab lesu Chilla.

''Sabar ya,'' ucap Bella mencoba menenangkan Chilla.

Waktu berlalu begitu cepat, akhirnya siswa-siswi berhamburan pulang, sedangkan Chilla memilih untuk menunggu suasana sedikit sepi baru dia pulang agar dirinya tidak menjadi bahan leluconan orang-orang.

Chilla berjalan menuju halte yang telah terdapat sesosok lelaki yang menunggu kehadirannya untuk pulang bersama, siapa kalau bukan Sean kakak yang satu-satunya begitu pengertian padanya.

''Maaf Bang lama,'' ujar Chilla sambil menundukkan kepalanya.

''Hm,'' Sean berdehem lalu tersenyum ke arah Chilla. ''Gue udah ngerti lu, jadi gak usah bertingkah kayak lu yang bersalah. Gue juga baru nyampe,'' sambung Sean.

Chilla pun naik keatas motor dan kemudian motor pun mulai hidup dan membelah jalanan yang padat lalu lintas di kota ini.

***

Dengan cara kalian menekan bintang di kiri bawah sama saja kalian menghargai karya penulis. Satu vote dari kalian sangat berarti bagi kami :>.

Maaf jika belum sempurna masih penulis pemula (:.

NERDY GIRL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang