''Lo yakin, Yan? Lo ingetkan kata si Nina tadi?'' tanya Verrel memastikan keadaan sebelum Bryan, Sean dan Shabilla turun dari mobil.
''Tenang, belah diri gue sama Sean udah bagus kok.''
''Gue juga udah tau sedikit dasar belah diri, jadi jangan khawatir sama kita. Kita punya perekam, di tiap orang punya itu jadi kalian bisa dengarkan? Mobil bodyguard udah terparkir di dekat sana, kalo kalian dengar suara aneh gitu kalian bisa ngomong, kita yang di sana bakal denger, oke?'' jelas Shabilla panjang lebar.
''Bil hati-hati ya, kalo lo mati gue gimana. Masa gue jadi sadboy kan gak mungkin,'' ucap Reino dan menarik Shabilla kedalam pelukannya.
''Aku cuma sebentar kok, aku gak bakal kenapa-napa.''
''Bil, kita udah jarang gak pake aku-kamu ya jangan bikin gue makin histeris,'' ucap Reino semakin mengeratkan pelukan itu.
''Reino, gue cuma mau bersikap lembut ya kambing!'' bentak Shabilla dan diikuti dengan cubitan di lengan kiri Reino.
''Inget yang gue bilang, papa mama gue juga gak bakal ngebiarin gue mati konyol kali.'' lanjut Shabilla setelah lepas dari pelukan Reino.
''Yaudah buruan turun, udah sorean ini kita gak boleh malam disini.'' ucap Sean yang lebih dulu turun dari mobil.
Bryan, Shabilla dan juga Sean telah berjalan mendekati rumah yang dimaksud. Di kanan kiri jalan mereka hanya terdapat hutan lebat, menyeramkan. Bryan dan Sean memepetkan tubuh mereka dengan Shabilla yang berdiri ditengah-tengah mereka setelah mendengar suara dari semak-semak.
''Lo berdua laki gak sih?!'' ucap Shabilla lalu menjauhkan tubuhnya dari dua orang pria disampingnya.
''Bil, lo yakin ada rumah disini?'' tanya Sean ragu-ragu.
''Dasar penakut! Itu ada rumah kok, buruan kita gak punya banyak waktu.''
Bryan, Shabilla maupun Sean telah berdiri dipintu gerbang rumah yang sesuai dengan alamat yang mereka miliki.
Sean menekan beberapa kali bel, pintu gerbang tak terbuka dan tak ada tanda-tanda kehidupan di sini.
''Kayaknya alamat palsu,'' kata Sean.
''Gak mungkin, ini udah pasti rumah dia gue yakin seratus per—''
''Shabilla maksud lo apa pegang-pegang bahu gue?'' potong Bryan cepat dengan pandangan yang masih fokus ke pintu gerbang.
''Ap—''
''Lo juga megang bahu gue kenapa, Bil? Jangan macem-macem lo,'' ucap Sean.
''Apaan sih? Gue gak megang bahu kalian, tangan gue juga disini. Kalian juga gak usah jahil ngembusin nafas di leher gue!''
''Itungan ketiga noleh kebelakang bareng-bareng. Satu.. Dua.. Ti—''
ARRRGGHH!
Teriak ketiganya begitu kaget, sedangkan teman-teman mereka yang sedang di mobil ikut menjadi panik. Kepanikan menjadi dua kali lipat ketika mereka melihat ada dua orang yang berada didepan maupun belakang mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
NERDY GIRL [COMPLETED]
RomansaPrichilla Ashkilla Sander, putri bungsu dari keluarga Sanders yang biasa dipanggil Chilla. Chilla memiliki kakak laki-laki yang bernama Sean Satria Sanders, nama panggilannya Sean. Chilla merupakan perempuan manis, cantik, imut, periang, dan telah m...