Chapter 29

817 63 7
                                    

Chilla berlari kencang kearah Bryan yang sedang mengobrol dengan teman-temannya.

''Ian, kemarin Lala belum ngomong satu hal'' ucap Chilla lantang, membuat teman-teman Bryan juga ikut menoleh.

''Apa?" tanya Bryan lalu membalikkan badannya sehingga tepat menghadap Chilla.

''Keloker Lala!" titah Chilla dengan menggenggam tangan Bryan, bersiap menariknya namun...

Bryan menahan langkah-nya, ia melihat jam tangan miliknya yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, pukul 11.55 yang berarti 5 menit lagi akan berbunyi lonceng. Bukannya tak mau, hanya saja setelah berbunyi lonceng ia akan berkutat dengan pelajaran dan yang tambah menjengkelkan ia akan mengerjai ulangan harian Fisika.

''Pas pulang aja gimana? Sekarang gue anter lo kekelas aja oke?" ujar Bryan.

Chilla memasang puppy eyes dengan bibir yang dimayunkan, sangat cute.

''Kenapa?" ucap Chilla lirih.

Bryan merasa iba, tapi untuk kali ini ia benar-benar tak bisa. Kalau ia menuruti permintaan Chilla nilai Fisika-nya akan jelek dan akan mendengar ceramah panjang yang di sampaikan oleh papa mama, kalau tidak Chilla akan marah padanya. Gimana tuh?

''Gak bisa, ada ulangan. Sekarang gue anter kekelas ya?''

Chilla tersenyum kecut ''Gapapa, gue bisa sendiri. Figthing!'' ujar Chilla lalu beranjak pergi.

Bryan mengejar Chilla, berusaha mensejajarkan langkah kaki-nya dengan Chilla walau sedikit susah. Bryan mengaitkan jemari-jemarinya dengan jemari Chilla.

''Apalagi?" tanya Chilla tak santai sembari menghentikan langkah-nya.

''Maaf''

''Yaudah iya, sekarang kenapa masih disini?"

''Rem-nya rusak ya? Siniin biar gue benerin''

''Lawak lo badut!" celetuk Chilla dan melanjutkan jalan-nya.

''Maaf''

''Sekarang Ian mulai berubah kayak Kak Zayn, Ian juga mau ninggalin Lala?" terdengar lembut tetapi terdapat luka mendalam di dalam kalimat itu.

''Maaf, minggu ini gue bener-bener sibuk dengan segala bidang''

''Lala paham, tapi apa salah-nya kasih waktu-nya sedikit buat Lala? Lala takut, takut kalian menjauh dari Chilla'' satu tetes air mata keluar dari pelupuk mata Chilla. Beberapa siswa-siswi yang melihat itu bertanya-tanya mengapa Chilla menangis.

La, bukannya apa. Gue kayak gini supaya lo sama Zayn bisa balik lagi kayak dulu, kalian begini juga karena gue. Batin Bryan.

''Lala kemarin dapat buket melati terus ada surat-nya juga, Chilla gak tau dari siapa'' suara Chilla terdengar bergetar.

''Apa isi-nya?'' tanya Bryan seserius mungkin.

Chilla memberi Bryan handphone milik-nya yang memunculkann foto surat. Bryan membaca dari surat pertama sampai yang terakhir.

''Kemarin cuma dua sekarang udah banyak banget, malah di tempelin di loker Lala''

Bryan menyeringai sinis, ia tau siapa yang membuat ini semuanya. Pastinya teman-teman-nya yang kemarin beralasan ada urusan dan hari ini pun sama.

''Gue kasih tau, tapi janji sama gue kalo lo gak nangis?'' ujar Bryan meminta persetujuan Chilla.

''Yap, janji''

''Waktu itu gue liat sahabat lo masuk ke mobil yang jelas-jelas lo ken-''

Tingg.. Tingg.. Tingg..

NERDY GIRL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang