HAPPY NEW YEAR!
Sorry semalem gak update karna sibuk meratapi kejombloan.
Btw, ini tanggal cantip loh gaes, kalian punya kesan gak di hari ini?
Note: disini akan pakai aku-kamu karna Lebih banyak dialog antara Michelle dan Rey.
Di tengah-tengah tangisnya, Vanilla tiba-tiba terkejut karna pundaknya di tepuk oleh seseorang.
"Tante.."
Raya tersenyum, memeluk tubuh Vanilla. "Maafin Rey ya sayang, dia bukannya benci sama kamu, tapi emang dia lupa sama kehadiran kamu di hidupnya, Van."
"M-maksud Tante?"
"Rey kehilangan separuh ingatannya sayang. Yang dia ingat itu beberapa tahun ke belakang, jadi dia gak inget ada kamu dalam hidupnya.." Raya menjelaskan. "Dan masalah sifatnya yang terlihat Possesive itu karna dia marah, tiba-tiba ada seseorang yang mengaku sebagai pengganti Michelle, kamu tau sendiri kan, Rey jika sudah mencintai seseorang akan sulit melupakan."
"Dan Tante minta maaf karna terlambat ngasih tahu kami soal ini, seharusnya Tante kasih tahu kamu lebih awal, Tante gak tau kalo kamu dateng se-pagi ini untuk menemui Rey."
Huh, Vanilla bingung harus berekspresi apa. Perasaannya sangat sedih, untuk menangis pun lelah. Dia tidak tau harus apa, dan satu hal lagi yang terus mengelilingi pikirannya.
"Rey hanya mengingat Michelle, lalu bagaimana nasibku?"
Vanilla menghapus jejak air matanya, dia mengenggam tangan Raya, memberi senyuman palsu yang ia punya.
"Gak pa-pa Tante, Vanilla ngerti kok. Dan emang seharusnya yang jadi pendamping Rey itu Michelle, bukan aku."
Raya menggeleng cepat. "Enggak sayang, kita akan coba pulihin ingatan Rey, tolong jangan nyerah.."
"Sepertinya percuma Tante, jika kita memaksa Rey untuk mengingat semuanya, itu hanya akan menyakiti Rey saja."
"Vanilla benar, tidak mudah mengembalikan ingatan seseorang yang telah hilang." Sambar Alvan.
"T-tapi.."
"Aku gak pa-pa Tante, mungkin mulai sekarang aku harus membiasakan diri tanpa Rey.."
Vanilla bangkit dari duduknya, mencoba mengambil nafas sedalam-dalamnya. Kemudian, dia melangkah pergi dari rumah sakit. Semakin cepat dia pergi, semakin cepat pula perasaannya pada Rey akan hilang, walau dia tak yakin hal itu akan terjadi.
Di lorong rumah sakit, Vanilla berpapasan dengan Michelle. Iya, gadis yang Rey cari-cari saat pertama kali membuka mata.
Michelle terheran-heran dengan penampilan Vanilla yang bisa dibilang cukup lusuh.
Michelle mencekal tangan Vanilla. "Kamu kenapa?" Tanyanya.
Vanilla tersenyum, menepis tangan Michelle. "Gue gak pa-pa, sana temui Rey. Dia sudah menunggumu sejak tadi.."
"Tapi kenapa Lo pergi? Rey pasti butuhin kamu disana.."
"Lo salah Chelle, dia lebih butuh Lo di banding gue.."
Vanilla pun melanjutkan langkahnya, tak peduli dengan panggilan dari Michelle.
🌈🌈🌈
Michelle bergegas ke ruangan Rey, sebenarnya apa yang terjadi? Dia luar ruangan terlihat Raya sedang terduduk lemas di samping Alvan.
"Tante, Om, kalian kenapa?"
Alvan pun menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marshmellow {END}
Teen Fiction{SEKUEL OF: MY DESTINY} *Genre: Love and Humor story {TIDAK TERIMA PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!} "Mellow, pacaran yuk? yuk! yuk! yuk!" ajak Reyga. "Boleh-boleh aja, tapi gak sekarang.." "trus kapan?" "Tahun 9999, lebih 7bulan, 2minggu, 5hari, 4jam...