Penyelesaian kasus-06

305 40 1
                                    

"Coba ulang perkataan kamu tadi?" Intrupsi Vella. Menyuruh Vanilla kembali mengulang perkataannya.

"A-aku berhenti menyukai hal-hal seperti itu kak.." Vanilla meremas ujung sweeternya. Takut menerima reaksi kakaknya yang mungkin saja akan meledak.

"Sejak kapan?"

"U-udah lama kak" Vanilla meraih tangan Vella. "Ayo kakak berubah juga, kita bisa hidup dengan hal-hal positif tanpa melibatkan darah."

Vella Lorencia Quera. Gadis asli Amerika dengan kulit putih pucat dengan rambut pirang bak bule. Dia memang berdarah bule karna kedua orang tuanya memang asli orang Amerika. Di adopsi orang tua Vanilla saat berumur 9tahun. Lalu di umur 15tahun memilih lepas dan hidup di panti. Tau apa alasannya? Tentu saja menyembunyikan jati dirinya pada keluarga angkatnya.

Ya, jika kalian berfikir bahwa Vanilla dulu meniru sang kakak. Itu memang benar adanya. Vella yang menjerumuskan Vanilla untuk menyukai hal-hal mengerikan bak psikopat. Beruntung, Vanilla hanya segan membunuh hewan di sekitarnya, tidak sampai melukai seseorang.

Berbanding terbalik dengan Vella. Di umurnya yang ke 10 saja dia sudah meracuni pengasuh pribadinya dengan racun. Bahkan tertawa kala melihat sang pengasuh kesakitan karna racun mulai membakar organ dalamnya. Vanilla yang melihat hanya diam, tak mau ikut campur ataupun mengikuti kakaknya.

Tapi, saat itu Vella sama sekali tidak di curigai, karna polisi pun enggan menuduhnya. Lagipula, mana mungkin anak berusia 10 tahun bisa melakukan hal se-keji itu? Alhasil orang tua Vanilla lah yang tertuduh. Tapi, karna kurangnya bukti kasus pun di tutup tanpa mengetahui pelaku sebenarnya.

"Payah! Padahal aku sudah menyiapkan 5 domba sekaligus untuk dijadikan mainan!" Kesal Vella.

Vanilla yakin, domba yang di maksud kakaknya itu bukan domba hewan, melainkan manusia.

Vanilla menggeleng cepat. "Kak, tolong berhenti.."

"Vanilla, pergilah. Aku tidak ingin berdebat! Kamu benar-benar menghancurkan mood ku di pagi ini."

Vella menarik lengan Vanilla untuk keluar apartemen. Tak peduli sanggahan Vanilla untuk tetap tinggal di sisi Vella.

🌼🌼🌼🌼🌼

Vanilla masuk ke dalam mobilnya. Tadi, sebelum benar-benar pergi dia melihat Vella kembali mengemasi-barang-barangnya. Mungkin dia akan kembali ke Amerika. Sudah terlihat jelas ke kedalam di mata Vella.

Drrttt

Metha menelfon.

"Astaga! Gue lupa hari ini kan mau beli kado pertunangan buat Metha!" Vanilla merutukki kebodohannya. Dia lupa ada janji dengan Rey untuk pergi berbelanja kado pertunangan Metha dan Arthur.

"Kenapa Met?"

"Van.."

Terdengar suara tangisan di seberang sana.

"Met, Lo kenapa? Lo nangis?"

"Gue ngelakuin hal yang gak bisa di maafin Arthur Van.."

"Hah? Maksudnya?"

"A-aku yang jadi pelaku kecelakaan tabrak lari adiknya Arthur beberapa tahun lalu, Van. Aku nyembunyiin itu semua dari Arthur. Sekarang dia tau, dan mengakhiri semuanya.."

Vanilla tercengang. Benarkah demikian? Sulit dipercaya! Ingin sekali menyalahkan Metha, tapi sepertinya bukan waktu yang tepat. Dia juga--sudah menerima karma nya.

Marshmellow {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang