59. Kecelakaan

405 55 10
                                    

Sayang kalian muach!
Jangan lupa vote ya bee.


Kemarin gak up karna gak ada kuota:v

Satu jam berlalu.

Vanilla sudah sangat lelah, tanpa terasa air matanya jatuh, Rey benar-benar keterlaluan.

Kenapa dia tidak datang juga? Se-sibuk apa dia sampai-sampai meremehkan janjinya. Sekarang hati Vanilla benar-benar sakit, tidak menyangka Rey akan menyakiti hatinya untuk yang ke-dua kalinya.

Padahal, baru saja ia ingin melupakan masalah kemarin, tapi sudah ada masalah lagi. Tolong sayangi Author, jangan di kutuk:v

Vanilla menghapus jejak air matanya, bernafas sedalam-dalamnya agar sakit yang mencekat di kerongkongannya mereda.

"Untuk yang kedua kalinya Lo hancurin kepercayaan gue Rey."

"Ah ralat, maksudku ke-tiga kalinya."

Yang pertama karna dia menjadikan Vanilla bahan taruhan, yang kedua karna tuduhan kematian Reyna, dan yang terakhir mengingkari janjinya demi wanita lain.

Vanilla melihat langit yang mulai menghitam, sebentar lagi malam menjelang.

Sepertinya Rey tidak mungkin menemui Vanilla, itu sebabnya Vanilla bangkit dari duduknya dan kembali ke mobil.

"Kita langsung pulang aja ya Pak." Ujar Vanilla.

"Oke, Non." Jawab Pak Dadang, selaku supir Vanilla, sekaligus istri Bi Asih. "Nak Rey-nya gak Dateng ya Non?"

Vanilla tersenyum pahit. "Iya, mungkin sibuk."

Mobil pun berjalan, membelah jalanan Jakarta yang selalu ramai oleh kendaraan.

Tapi di tengah-tengah perjalanan, ada suatu keramaian yang membuat macet ratusan meter, dari mobil Vanilla.

"Kok berhenti Pak?" Vanilla bertanya.

"Iya, Non. Di depan macet, mungkin ada kecelakaan.."

Vanilla hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Kemudian dia lanjut bermain ponsel.

Mobil pun kini mulai berjalan, walau hanya sebentar-sebentar. Bahkan kini mobil yang mengalami kecelakaan sudah mulai terlihat.

Ah, rupanya kecelakaan tunggal. Mobil tersebut menabrak trotoar dan terbalik, semoga pengemudinya baik-baik saja.

Vanilla menerjap-nerjapkan matanya, ini hanya perasaan, atau memang kenyataan?! Mobil itu sangat mirip sekali dengan mobil Rey.

Vanilla mendekat ke jendela mobil, memperhatikan dengan baik. Benar! Itu mobil Rey.

"Pak, berhenti Pak! Itu mobil Rey!" Vanilla berteriak, membuat Pak Dadang rem mendadak.

Buru-buru Vanilla keluar, menyelusup di antara kerumunan orang. Dimana Rey? Apa dia belum di keluarkan dari mobil?

"Pak, korbannya mana?!" Vanilla bertanya pada salah satu orang yang ikut berkerumun.

"Masih di dalem mobil, kita nunggu polisi sama Ambulance buat ngeluarin nya.."

Vanilla benar-benar ternganga!

Bagaimana bisa mereka berfikir seperti itu, padahal kecelakaan ini sudah cukup lama! Apa mereka tidak memikirkan keselamatan Rey!

Vanilla nekat membuka pintu mobil Rey yang terbalik itu. Sudah dipastikan akan susah mengeluarkan Rey dari sana.

Ingin sekali Vanilla menangisi keadaan Rey, tapi dia harus kuat, dia gak boleh menangis sekarang, dia harus menyelamatkan Rey terlebih dahulu.

Marshmellow {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang