50. Hasil Sidang

461 74 7
                                    

Hehee:)

Hehee:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Jika tau akhirnya akan se-menyakitkan ini, lebih baik rasa cinta tidak hadir diantara kita.
-Mell as Vanilla (Marshmellow)

Sidang telah usai.

Mereka semua masih dalam ruang persidangan karna masih enggan untuk menerima kenyataan.

Hukuman pun telah ditetapkan, Vanilla hanya terduduk lesu menerima nasibnya yang pahit ini.

Dia tidak dipenjara, tidak dihukum mati atau apapun. Dia hanya akan dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa. Iya, kalian tidak salah membaca.

Karena Vanilla dulunya punya gangguan mental, jadi dia diputuskan untuk masuk ke rumah sakit jiwa dibanding di masukkan ke dalam sel penjara.

Karena mereka pikir, gangguan mental Vanilla lah yang mendesak Vanilla melakukan kejahatan ini.

Tapi..
Itu kan dulu! Sekarang Vanilla bisa berbaur dengan semua orang, dia bahkan terlihat seperti orang normal  pada umumnya.

Vanilla bahkan bingung ingin menunjukkan reaksi apa, dia sedih tapi lelah menangis, dia sakit tapi lelah mengeluh, dia kecewa tapi lelah membela.

Dia hanya bisa menatap Rey yang terduduk di kursi pojok sana, mengapa cowo itu tidak bereaksi apa-apa! Apakah rasa cintanya hilang dalam sekejap?

"Rey, tolong cabut tuntutan kamu, Nak." Pinta Chelly, dia tak sanggup melihat anaknya dimasukkan ke dalam Rumah Sakit Jiwa.

Rey hanya diam, entah kemana jalan pikirannya.

"Al, tolong bilangin ke Rey, Vanilla gak salah.." dia memohon pada sahabatnya Alvan.

"Maaf Chell, gue udah berusaha ngomong, tapi dia keras kepala.." Alvan menjawab. Membuat air mata Chelly jatuh semakin deras.

"Sudahlah Tante, lagipula nanti disana Mell akan dirawat dengan baik.." Rey angkat bicara, membuat semua yang mendengarnya tidak percaya.

"Rey, coba pikir baik-baik, Nak." Raya menasehati. "Kalaupun Vanilla bersalah, kita bisa memaafkannya bukan?"

"Tapi Reyna harus dapet keadilan Ma!" Suara Rey naik satu oktaf.

Vanilla yang mendengar perdebatan itu hanya menghela nafas, dirinya sudah sangat pasrah. Dia tidak punya bukti apa-apa untuk membela dirinya sendiri, jika pada akhirnya dia dimasukkan ke dalam Rumah Sakit Jiwa, Vanilla akan mencoba ikhlas.

"Rey, Tante mohon." Chelly memohon lagi. "Tolong cabut tuntutan kamu Nak.."

"Maaf Tante, keputusan Rey sudah bulat." Jawab Rey sebelum akhirnya dia meninggalkan ruangan persidangan.

"SATU PERTANYAAN!!" Vanilla berteriak, membuat langkah Rey terhenti.

Rey membalikkan badannya, menatap Vanilla yang berjalan mendekat dengan borgol di tangannya.

Marshmellow {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang