Penyelesaian Kasus-05

281 37 2
                                    

Karna PTS telah usai, akhirnya aku kembali!!

Doain ya biar hasilnya memuaskan, Aamiin.

Oiya, dongt forget vote and komen ya.

Ayolah hargai dan apresiasi kerja keras kami para penulis.

Jangan cuma menikmati hasilnya tanpa memberi apresiasi.








Saat ini Metha tengah berada di tepi pantai. Arthur yang mengajaknya kesini, katanya sih ingin mengatakan sesuatu.

Ah iya, besok Metha dan Arthur akan melangsungkan Pertunangan. Acaranya pun di lakukan secara outdoor. Yaps! Acara itu akan di lakukan di pantai ini. Beberapa hiasan dan perlengkapan sudah tertata rapi di pinggir pantai. Jangan lupakan lampu kelap-kelip yang menambah kesan indah di sana.

Metha pikir, mungkin Arthur mengajaknya kesini untuk melihat hasil dekorasi aula pertunangannya.

"Metha!" Arthur memanggil. Metha menoleh, tersenyum simpul ke arah Arthur.

"Dekorasinya cantik. Aku suka!" Jawab Metha to the point.

Arthur menggeleng kuat. "Bukan itu yang mau aku bicarain."

Ehm, entah ini perasaan Metha saja atau memang kenyataan. Tapi nada bicara Arthur terdengar sedikit berbeda.

"Lalu apa?"

Arthur merogoh saku celananya. Mengambil kalung berinisial A dengan batu permata kecil berwarna biru di tengahnya.

Metha gelagepan. Panas dingin kini mendominasi suhu tubuhnya. "A-Arthur?"

"Ini milik adik gue, Arsella."

Gue? Arthur memakai embel-embel gue? Apakah Metha dianggap orang Asing?

"Ehm, kalungnya cantik. Pasti Arsella cantik juga kan? Iya kan Thur?" Metha berupaya mengkondisikan mimik wajahnya agar tidak panik, berusaha mencari topik.

"Gue gak tanya se-bagus apa kalung ini Met. Gue cuma mau ngasih tau kalo kalung ini punya pasangan. Pasangannya adalah sebuah Gelang kaki dengan inisial dan batu permata yang sama persis."

"O-ohh, b-bagus yah.. aku juga mau dong! Nanti beliin yaggzng kaya gitu buat aku ya.."

"Sampai kapan?" Arthur bertanya, kembali menatap Metha dengan intens.

Metha menunduk. "A-apanya?"

"Sampai kapan Lo harus nutupin kesalahan Lo Met?!"

"K-kamu bicara apa sih?" Metha menarik lengan Arthur. "Ayo pulang, ini udah malem. Dingin pula."

Arthur menepis tangan Metha kasar. "Lo penabrak Arsella Met!!"

Metha membeku. Tidak tau ingin merespon apa. Dia membalik badan, menghadap Arthur. Mengarahkan telapak tangannya ke kening sang calon tunangan.

"Kami gak enak badan ya? Ayo ke rumah sakit, aku gak mau kamu sakit karna terlalu mikirin penabrak sialan itu."

Plakk!!

"Lo nyebut diri Lo sendiri sialan ha?!"

Metha hanya mengusap pipinya, diselingi dengan air mata yang refleks keluar.

"A-"

"CUKUP!! CUKUP BOHONGNYA MET!! CUKUPP!!"

Tak terasa air mata Arthur mengalir melihat Metha. Dirinya ambruk dan duduk di bawah pasir pantai. "Gue gak nyangka! Gue gak nyangka orang yang gue sayang ternyata pelakunya!"

Marshmellow {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang