33. Cewe Gila?

499 63 26
                                    

Udah kepo banget ya sama kelanjutannya?

Jangan lupa Vote ya!

Kalian gak bakal rugi kok kalo NGEHARGAIN Author, masa jumlah Vote nya gak sebanding sama jumlah pembacanya:"





Rey baru sampai di rumah Vanilla, di ruang tamu dan tengah tidak ada siapa-siapa, mungkin gadis itu sedang berada di kamar.

Rey pun meletakkan belanjaannya di meja, lalu berjalan menuju dapur, ada Bi Asih yang sedang mencuci piring.

"Eh, nak Rey? Kenapa ke dapur? Kan kalo mau makan apa-apa bisa panggil Bibi.." tutur Bi Asih.

"Gak pa-pa bi, Rey cuma mau buat teh manis anget buat Mell.." jelasnya.

Bi Asih mengangguk lalu melanjutkan pekerjaannya.

Rey merebus Air, setelah blebek-blebek ia tuangkan ke dalam gelas, mencelupkan teh celup ke dalamnya hingga berubah warna. Selanjutnya ia masukkan dua sendok gula pasir, lalu mengaduknya hingga rata. Setelah gula dan airnya menyatu bak cinta Rey dan Mell (belum goblok!) Rey pun menyeruputnya sedikit, guna memastikan sudah manis atau belum.

Ealah! Emangnya ini Acara Masaknya Pak Rudi!! Sampe bikin tutorial segala!

"Emm.. belum manis. Tapi gak pa-pa, dalam diri Mell kan udah mengandung Glukosa yang bikin gue klepek-klepek kaya ikan buntel." Gumam Rey. "Pasti kalo dia minum, bakal manis sendiri.." lanjutnya.

Setelah siap, Rey pun berjalan menuju kamar Vanilla. Di tangan kanannya membawa segelas teh manis, dan tangan kirinya membawa belanjaan tadi.

Sekarang Rey sudah berada di depan kamar Vanilla, pintunya tertutup. Rey ingin mengetuk pintunya, tapi kedua tangannya sama-sama memegang benda. Di sekitar sini tidak ada meja yang bisa ia gunakan untuk menaruhnya.

Rey pun berinisiatif untuk menjedudkan kepalanya ke pintu. (Bahasa Indonesianya apasi😭 Halah, intinya kalian tau kan maksud gue?)

Dug.. dug.. dug..

"Cuma demi Mell gue rela benjol gini." Gumam Rey. "Sayang..? Bukain dong.."

"Anjir sayang, gak nyangka gue bener-bener sayang sama tuh makhluk!" Batin Rey.

Ceklek..
Vanilla membuka pintu.

Wajahnya pucat, rambutnya acak-acakan, tubuhnya terlihat lesu.

"Mau apa?" Tanya Vanilla.

"Ijinin gue masuk dong, tangan gue pegel nih.."

Vanilla membuka lebar pintu kamarnya, Rey pun masuk dan duduk di sofa. Dia meletakkan kantung belanjaanya.

"Ini ada..." Rey agak gugup saat hendak menyebutkan benda yang ia beli di depan Vanilla. "Benda sejuta umat cewe, sama minuman khusus buat cewe.." jelasnya.

Vanilla membuka kantung plastik itu. Astaga! Banyak sekali.

"Lo mau jualan soptek?!" Vanilla bertanya.

Rey melotot. "Gila kali gue jualan soptek!" Protes Rey. "Tapi kalo Lo yang minta juga gak pa-pa, ntar nama Merk-nya VanillaTex.." Rey tertawa terbahak.

Vanilla melemparkan satu pack pembalut ke wajah Rey. "Gak lucu!" Gerutunya. "Tapi ini banyak banget bego! Ini mah buat stok setaun."

"Yaudah, bagus dong. Jadi nanti setiap Lo mau pake tu barang, Lo jadi inget siapa yang beliin." Ujar Rey. "Yang beliin kan Reyga tersayang!"

Marshmellow {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang