Vote dulu yuk, sebagai apresiasi buat Author🌠
Jangan lupa komen gimana reaksi kalian saat baca part ini.
Yang belum baca My Destiny, yuk baca sekarang biar kita bisa nangis berjamaah.
Vanilla masih terlelap dalam tidurnya, hingga tiba-tiba ponselnya berdering berkali-kali. Hingga ia harus bangun dan mengangkat panggilan itu.
Reyga Bego.
Tumben sekali Rey menelfonnya sepagi ini? Jika hanya ingin mengungkapkan rasa kangen, Vanilla akan menjitaknya di sekolah nanti.
"Kenapa Rey?"
"Reyna ada di situ gak Mell?"
Mendengar kalimat Reyga yang terdengar Khawatir, membuat Vanilla was-was.
"Gak ada Rey, emangnya kenapa?"
"Reyna hilang Mell, kita gak bisa nghubungin polisi karna belum 24jam. Kemaren malam dia pergi, katanya mau beli novel. Tapi gak tau sama siapa."
"A-aku kesitu sekarang, kita cari sama-sama."
"Makasih Mell."
Vanilla meletakkan ponselnya, dia buru-buru mencuci mukanya, jika ia mandi akan memakan waktu lama.
Setelah menggunakan pakaian seadanya, Vanilla bergegas ke rumah Rey, cowo itu pasti sudah menunggu.
Vanilla benar-benar tidak habis fikir, mengapa Reyna bisa hilang?! Padahal ia sangat tau gadis itu tidak akan bepergian seorang diri.
Rasa khawatir kini benar-benar menyelimuti perasaan Vanilla.
🌈🌈🌈
Vanilla dan Rey sudah berada dalam mobil sekarang, mereka akan pergi ke Gramedia, atau toko buku lainnya yang bisa menjadi tempat dimana Reyna kunjungi semalam.
Tak hanya Rey dan Vanilla, anggota keluarga yang lain juga ikut mencari, namun menggunakan mobil berbeda agar bisa berpencar.
Melihat raut wajah Rey yang terlihat khawatir, membuat Vanilla menjadi iba. Dia menggenggam tangan Rey, berharap membuat kekhawatiran Rey mereda.
Rey menengok ke arah Vanilla. "Makasih.." ucapnya.
Vanilla tersenyum simpul. "Gue yakin Reyna baik-baik aja di luar sana.."
Sudah belasan kali Rey mengunjungi toko buku sekitar, tapi hasilnya nihil! Tak ada satupun pegawai toko yang mengenali foto Reyna.
Hari sekarang sudah sore, Vanilla yakin Rey belum makan hari ini, begitu juga dengan dirinya.
"Rey..?" Vanilla memamggil.
"Iya?" Rey menjawab dengan pandangan masih sibuk ke arah jalanan.
"Lo belum makan, ayo makan dulu."
Rey menggeleng. "Itu membuang-buang waktu Mell, ini udah sore. Reyna bahkan belum ketemu juga."
Vanilla hanya menghela nafas sabar. "Gue tau Lo khawatir Rey, tapi khawatir juga perlu tenaga. Kalo Lo sakit, gimana kita bisa nyari Reyna?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Marshmellow {END}
Ficção Adolescente{SEKUEL OF: MY DESTINY} *Genre: Love and Humor story {TIDAK TERIMA PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!} "Mellow, pacaran yuk? yuk! yuk! yuk!" ajak Reyga. "Boleh-boleh aja, tapi gak sekarang.." "trus kapan?" "Tahun 9999, lebih 7bulan, 2minggu, 5hari, 4jam...