32. Baku Hantam!

526 74 4
                                    

WARNING!!

CERITA INI MENGANDUNG PARTIKEL-PARTIKEL UWWU YANG BISA MEMBUAT JANTUNG LOMPAT DARI TEMPATNYA!

Kali ini aku Update dua kali karna besok gak up ya!

Besok aku PTS, karna gak mau keganggu jadi aku slow up dulu ya!

Inshaallah di part ini kalian gak bakal nyesel bacanya🤣👍

Vote ya, untuk memberi semangat author yang burik dan bego ini.







Vanilla menghapus air mata yang keluar dari kelopak matanya itu, Ayah Bundanya mendadak kembali ke Australia karna perusahaan sang ayah mendapat masalah.

Vanilla menangis karna untuk kesekian kalinya ia ditinggal, sebenarnya dia sayang kepada kedua orang tuanya itu, tapi yasudahlah, daripada rahasianya terbongkar.

"MELL..?! BURUAN BUKAIN PINTUNYA! PACAR LO UDAH PUTIH NIH RAMBUTNYA GEGARA NUNGGUIN LO!"

Ah, itu teriakan sumbang dari Rey. Satu jam yang lalu, Rey mengetuk pintu rumah Vanilla, tapi Vanilla enggan membukanya.

"Loh, Tante Chelly sama Om Farhan kok balik lagi?"

Apa?! Apa Rey berbicara pada kedua orang tua Vanilla? Vanilla bergegas ke ruang utama, membuka pintu guna menanyakan mengapa kedua orang tuanya kembali.

"Nah, kan berhasil!" Seru Rey.

Vanilla menghela nafas kesal. Dia menarik rambut Rey yang menutupi dahinya itu. "Lapangan lebar tuh! Baku hantam ayok!" Ajaknya.

"Gak ah, ntar belum apa-apa lo udah pingsan!" Jawab Rey ketus.

"Hallah! Gue gak takut sama tonjokan Lo!"

"Serius nih?"

"Iya lah!"

"Yaudah, baku hantam aja disini ayok!" Ajak Rey.

Vanilla memgambil ancang-ancang bak petinju hebat, mimik wajahnya terlihat sangar, tapi bagi Rey itu sangat menggemaskan.

Rey tersenyum, dia terlihat santai, memasukkan kedua tangannya ke saku celana. "Yakin nih mau berantem sama gue?" Tanya Rey memastikan.

"Ck, Lo ngeremehin gue ha?!"

"Yaudah, ayo. Serang!" Seru Rey.

Vanilla hendak melayangkan tonjolannya, tapi-

Rey mendorong tubuh Vanilla ke tembok, mendekat, semakin mendekat, semakin mendekat, daaaann...

"Lo cantik!" Bisik Rey pada telinga Vanilla.

Ah sial! Pertempuran macam apa ini?! Pertempuran jantung?!

Vanilla hanya diam, dia hanya mampu mendengarkan hembusan nafas Rey yang terdengar jelas di telinganya, entahlah, di nafas Rey ada aroma wangi yang membuat Vanilla terlena.

"Deg~ Tak~ deg~ tak~" Rey membisikkan sesuatu lagi ke telinga Vanilla, jaraknya masih sama, hanya tersisa 2cm. "Itu suara jantung Lo, gue suka itu.."

Wajah Vanilla bersemu, pipinya memerah hingga ke telinga, ah dia ingin memberontak, tapi hatinya justru menolak untuk berhenti digombali.

Tring.. Ting.. Ting.. Ting.. Ting..

"BAKSOOO..!! BAKSOOOO!!"

Tiba-tiba tukang bakso lewat, membuat Rey mendengus kesal dan menjauh dari Vanilla.

Marshmellow {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang