28. Bodoh

468 63 8
                                    

Biaskan Vote ya!

Gak ada ruginya kan kalo kalian nge-vote?

Mampir ke ceritaku yang lain juga Yap!






Di detik berikutnya Vanilla tersadar. Dia buru-buru mengelapi pipinya.

"Itu hadiahnya.." ujar Rey. "Maaf ya, gak se-indah pakaian, dan gak seenak makanan.."

"Harusnya Lo gak usah Dateng ke sini Rey!" Vanilla menjawab, raut wajahnya masih dingin. "Sana pulang, gue ngantuk!"

"Ck, baru aja gue sampe, masa udah diusir sih?"

"Plis Rey. Gue gak mau ngeliat Lo lagi!!"

"Gue bisa jelasin Mell, dulu emang gue naruhin Lo sama Glen dan Zean-" belum selesai Rey menjelaskan, Vanilla membalikkan badannya berniat kembali ke kamar.

"TAPI SEIRING BERJALANNYA WAKTU, GUE MALAH SAYANG SAMA LO MELL!!" Teriak Rey. Membuat Vanilla menghentikan langkahnya.

"Dan semua itu terjadi secara murni, bukan dibuat-buat, apalagi nge-drama.." lanjut Rey.

Vanilla balik menatap Rey. "Lo kira gue percaya?! Enggak Rey!"

"Gue tau, gue tau Lo bakal sulit percaya sama gue. Tapi plis, beri gue kesempatan.." pinta Rey, dari raut wajahnya terlihat kesungguhan yang mendalam.

"Lo gak tau gimana rasanya dijadiin bahan taruhan! Gue bukan barang Rey! Yang bisa Lo taruhin demi uang!! Lo kira gue apa ha?!" Bulir bening menetes dari mata Vanilla. Buru-buru ia menghapusnya, karna tak mau terlihat lemah dimata Rey.

Rey meraih tangan Vanilla. "Maafin gue, setiap orang pernah salah bukan? Gue cuma manusia bisa Mell, tempatnya kesalahan." Jelas Rey. "Gue harus nglakuin apa biar Lo maafin gue?"

"Buktiin kalo Lo beneran sayang sama gue.." lirih Vanilla. Membuat senyuman Rey merekah.

"Gue janji, gue janji bakal buktiin ke Lo Mell.." jawab Rey antusias.

"Sana pulang! Ini udah larut!"

Rey menghela nafasnya. "Ck, padahal masih mau disini sama lo.." protes Rey.

"Pulang Rey!"

Rey menyelipkan helaian rambut Vanilla ke belakang telinganya. "Iya, gue pulang.." jawab Rey dengan lembut. "Sekali lagi, Happy birthday Mell.. hadiahnya mau lagi gak?" bisik Rey, sedikit menggoda.

"Dasar Bajingan!" Desis Vanilla.

Rey malah mendekatkan wajahnya ke wajah Vanilla. "Apa ada, bajingan se-ganteng ini?" Goda Rey.

Vanilla menginjak kaki Rey dengan keras. "Gombalan Lo gak berlaku sama gue! Pulang sana!"

Rey terkekeh melihat wajah Vanilla yang memerah, namun disembunyikan. "Oke, gue pulang.."

Rey masuk ke kamar Vanilla.

"Heh!! Kenapa malah masuk kamar gue?!" Gerutu Vanilla.

"Masa iya gue loncat dari balkon?"

"Bisa naik, harus bisa turun!!"

"Yaudah iya, gue bakal balik lewat balkon.." pasrah Rey.

"E-eh, jangan! L-lewat pintu depan aja.." usul Vanilla.

"Cieee.. perhatian.."

Vanilla buru-buru mendorong Rey keluar dari rumahnya, setelah itu dia menutup pintu rumahnya rapat-rapat.

Vanilla terkekeh, dia lari ke kamarnya, mengambil sebuah jaket, lalu kembali lari keluar rumah.

"Rey..!!" Panggil Vanilla ngos-ngosan.

Marshmellow {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang