Seperti biasa, doain aku biar PTS besok lancar hihi..
Aamiin.
Abis ini jangan lupa belajar ya, jangan baca wattpad terus. Katanya mau sukses..
Hehe, semangat buat kalian!
1 bulan kemudian.
Hubungan Rey dan Vanilla sudah cukup dekat, tapi seperti biasa, hanya Rey yang menyatakan cintanya. Vanilla tidak, dia menunggu waktu yang tepat untuk itu.
"Weh Kebo! Bangun!!" Rey melempar sebuah guling ke arah gadisnya itu.
Meong.. meong.. meong..
Pussy juga ikut membangunkan Vanilla, dia menciumi pipi Vanilla agar bangun dari tidurnya.Vanilla menarik selimutnya, menutupi tubuhnya dengan selimut, lalu melanjutkan tidurnya, tidak peduli dengan ocehan Rey.
"Cewe siapa sih Lo?! Ngrepotin aja."
"Yang suka duluan siapa?! Yang nembak siapa?!" Vanilla balik bertanya.
Rey menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Buruan bangun! Katanya mau liat hadiah dari gue?!"
"Ogah ah, gue mau ndrakor di rumah aja."
Rey menarik selimut Vanilla, membuat Vanilla mendengus kesal. "Buruan mandi, atau gue mandiin?!"
"Mager."
Rey menghela nafas, dia menarik Vanilla ke kamar mandi. Rey hendak mengguyur tubuh gadis itu, tapi Vanilla berhasil menghentikannya.
"Weh! Jangan main guyur-guyur dong! Piyama gue bahannya tipis, bahaya!" Seru Vanilla.
"Bahaya kenapa?"
"Ada aset berharga!" Jawab Vanilla. "Sana keluar, gue mau mandi sendiri.."
"15menit, kalo dalam lima belas menit belum siap, hadiahnya gue cansel."
"Dih, gak adil!!" Protes Vanilla. "Tambahin lagi 15menit!"
"Yaudah buruan." Rey pun keluar, berjalan menuju dapur.
Dia mengambil satu butir telur, memasaknya untuk sarapan sang gadis.
"Masak buat gue?" Vanilla rupanya sudah selesai mandi, dia memakai kaus polos berwarna abu, dan celana hot pants diatas paha.
Plakk.. plakk..
Rey memukul paha Vanilla dengan sendok."Ni kaki jangan buat pameran! Lo bukan museum!!" Tutur Rey.
"Lah, kan cuma di rumah.."
Rey mengelus dadanya, dia hendak meremas kepala Vanilla, tapi Vanilla malah menunjukkan wajah manisnya.
Ah, Rey mana bisa marah kalo Vanilla seperti ini.
"Mell, kan kita mau keluar, masa Lo pake pakean begini." Rey menjelaskan dengan lembut. "Nanti kalo diperkosa orang mampus Lo!!" Kali ini nadanya sedikit meninggi.
"Kan ada elo yang jagain gue."
Rey menghela nafas, dia lalu memindahkan telur yang ia goreng tadi ke piring. "Nih di makan, biar ada tai nya."
Vanilla menjambak rambut Rey. "Gak ada romantis-romantisnya! Harusnya Lo itu bilang, makan ya, biar gak sakit." Tutur Vanilla. "Nah, elo! Malah biar ada tai nya!"
"Loh, bener kan? Emangnya Lo kalo makan gak ngeluarin tai ya? Jangan-jangan Lo mah ngeluarin biji kopi!"
Vanilla menendang kaki Rey. "Emangnya gue Luak!!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Marshmellow {END}
Novela Juvenil{SEKUEL OF: MY DESTINY} *Genre: Love and Humor story {TIDAK TERIMA PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!} "Mellow, pacaran yuk? yuk! yuk! yuk!" ajak Reyga. "Boleh-boleh aja, tapi gak sekarang.." "trus kapan?" "Tahun 9999, lebih 7bulan, 2minggu, 5hari, 4jam...