21. Rumah sakit

573 80 5
                                    

Biasakan apa?

Ayo dong, biar aku rajin up!

Dan mood gue baik, biar up nya gak terlat!

Komen juga jangan lupa huhu^^

Let's go!!

Mereka sudah sampai di rumah sakit, Rey langsung dibawa ke UGD. Sementara Vanilla, Glen dan Zean menunggu di luar.

Sambil menyodorkan sebuah tisu, Zean berbicara ke Vanilla. "Luka Lo juga harus diobati Van.." ujar Zean.

Vanilla menggeleng. "Gue gak pa-pa kok, cuma luka kecil.."

"Pipi kamu sobek Van, liat, darahnya masih mengalir sampe membasahi baju kamu.."

"Iya Van, Lo juga harus diobati, gue gak mau ditonjok si Rey kalo Lo keras kepala gini.." Glen ikut berbicara.

Zean pun memanggil seorang suster untuk mengobati Vanilla.

Sekarang, di luar UGD hanya ada Glen dan Zean.

"Sebenernya ini itu bentuk pencitraan Rey, atau dia emang sayang sama Vanilla?" Tanya Glen.

"Yakali pencitraan sampe segininya?! Tangan rela ketusuk sampe berdarah-darah gitu!" Jawab Zean.

"Jadi menurut Lo, si Rey bener-bener sayang sama Vanilla gitu?"

Zean mengangguk.

Tak lama kemudian, Vanilla kembali di antar suster. Pergelangan tangan, dan kakinya di perban. Pipinya juga ditutup perban.

Dia duduk di sisi Glen.

Glen dan Zean sedang berfikir keras sekarang. Mereka harus menghibur Vanilla, melihatnya murung seperti ini membuat mereka iba.

Tiba-tiba, dokter keluar dari ruang UGD.

Vanilla langsung berdiri menghampiri Dokter tersebut. "Gimana keadaan Rey, Dok?" Tanya Vanilla.

"Dia baik, hanya saja dia kekurangan darah, pihak rumah sakit sedang mencari darah yang cocok dengan pasien, di Bank Darah."

Vanilla mengangguk mengerti. "Rey boleh ditemuin gak Dok?"

"Boleh, tapi minimal dua orang ya.." jawab Dokter itu.

Vanilla pun masuk sendirian, duduk di sisi ranjang Rey. Melihat kondisi Rey yang terbaring lemah menunggu donoran Darah.

Vanilla mengusap air matanya yang sejak tadi mengalir deras. Menatap Rey dengan kondisi seperti ini membuat Vanilla merasa bersalah.

"Maafin gue Rey, ini semua salah gue.."

"Harusnya Lo gausah tolongin gue, biarin aja gue mati!"

"Kenapa Lo harus peduli sama gue ha?!"

Pintu ruangan Rey terbuka, memperlihatkan Dokter yang kembali masuk ke ruangan.

"Maaf, untuk stok darah yang golongannya mirip dengan pasien kosong, apa ada keluarga yang bisa membantu?" Tanya dokter.

"Memangnya apa golongan darah Rey?"

"Golongan darahnya AB.."

Vanilla tersenyum bahagia. "Golongan darahku juga AB Dok, ambil darahku saja.."

"Baiklah, ikut kami dulu untuk pemeriksaan kesehatan, sebelum pengambilan darah.."

Vanilla pun menurut.

*****

Kini Vanilla tengah terbaring di ranjang rumah sakit, darahnya sedang diambil untuk Rey.

Persis di sisi ranjangnya, ada ranjang Rey. Dia masih tak sadarkan diri, wajahnya semakin pucat.

Marshmellow {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang