58. Ada apa?

385 58 12
                                    

Biasakan Vote ya!


Pagi.

Vanilla kini sedang bersiap, ya tentu saja untuk bertemu Rey. Dia akan mengakhiri drama persahabatan yang ia buat. Sebenarnya dia sangat sulit jika harus kehilangan Rey dalam hidupnya.

Itu sebabnya sebelum semuanya terlambat, Vanilla akan mengubahnya dari sekarang.

Vanilla membuka kotak Make-up nya, mengoleskan foundation setipis mungkin agar terlihat natural. Kemudian dia mengaplikasikan eyeshadow di kelopak matanya, blush on di pipi, dan yang terakhir liptint di bibir mungilnya.

Ting!
Satu notif dari Rey mengagetkan Vanilla.

Reyga Bego:
Kita ketemu jam berapa?

Vanilla:
Jam 9 Rey. Kan semalem udah kita omongin!

Reyga Bego:
Eumm, kalo sorean aja gimana?

Ekhem, perasaan Vanilla mulai tidak enak.

Vanilla:
Loh, kok gitu sih? Emangnya kenapa?

Reyga Bego:
Gue pagi ini mau ke makam Reyna sama Michelle.

Vanilla:
Loh, tapikan kita udah janji..

Vanilla:
Rey?!

Ah, sial! Rey off.

Vanilla benar-benar tidak habis fikir, kenapa saat mereka sudah berjanji, ada saja yang menghalangi. Yah, walaupun itu sekedar berziarah ke makam Reyna.

Tapi tetap saja Vanilla kesal! Kenapa harus berdua? Kenapa tidak mengajak Vanilla? Memangnya salah jika Vanilla ikut ke makam Reyna? Toh Vanilla juga tidak akan menggigit mayat Reyna kan!

Vanilla kembali merebahkan dirinya ke kasur, bodoamat dengan riasannya yang akan berantakan!

"Padahal gue udah niat buat perbaiki hubungan kita Rey, tapi malah gini.."

"Bikin niat gue memudar."

🌈🌈🌈

Michelle kini telah siap, mengenakan Tunik berwarna liliac dan rok plisket berwarna putih, dan jangan lupakan pashmina panjangnya.

"Yuk Rey!" Ajak Michelle.

"Eh, udah siap?"

Michelle mengangguk tersenyum.

"Gue rindu senyuman itu."

Perkataan Rey membuat senyuman Michelle semakin merekah.

Setelah itu, mereka berdua pun masuk ke dalam mobil.

"Emm, Rey. Aku boleh nanya gak?"

"Ya boleh dong.."

"Kronologi kematiannya Reyna gimana sih?" Tanya Michelle.

Rey menghela nafas, kemudian mulai menjelaskan.

Michelle mengangguk mengerti, benar-benar tragis! Tapi beruntung pelakunya mengakui sebelum Vanilla dihukum.

Marshmellow {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang