{20} Bianglala

1K 81 1
                                    

Ayok di vote dulu ayokkk.

Ayok di vote dulu ayokkk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Assalammualaikum bunda!" teriak pemuda berbaju coklat sambil tersenyum manis.

Tiara yang lagi berkutat di dapur menoleh. "Waalaikumsalam." jawabnya ikut tersenyum.

Raka menaruh sekantung plastik ke atas meja. "Pada kemana bund?" tanyanya sambil menyalimi.

Wanita yang tengah memotong wortel mendongakkan kepala, membersihkan tangannya di kain lap lalu menjawab saliman Raka. "Ara pergi sama papahnya beli bahan buat pesenan, kalau Shakilla ngga tau deh pergi kemana."

Ajun menyingitkan alis. "Killa pergi? Malem-malem gini? Sama saha bund?" keponya sambil mencomot potongan wortel.

Tiara mencibir. "Lebay deh, baru juga jam tujuh," katanya. "Tadi tu anak pergi sama Aksa kalau ngga salah bunda mah."

Raka dan Ajun saling melirik. "Kok di izinin pergi malem-malem sih bund?" protes Raka ikut mencomot potongan wortel membuat Tiara menggeplak kedua tangan pemuda tersebut.

"Jauh-jauh sana, orang ini buat di sop juga." omel Tiara menjauhkan piring wortelnya.

"Jawab dulu atuh bund." rengek Ajun sambil menarik-narik daster Tiara.

Wanita paruh baya tersebut menghela nafas jengah. "Lepas dulu ngapa tangannya, bunda susah motong wortel nih."

Ajun merucutkan bibirnya ke depan. Menjauhkan tangannya lalu kembali menatap sang bunda.

"Iya tadi Aksa udah izin sama om mau ajak Shakilla pergi. Kalian tuh jadi cowok gitu, kalau mau ajak jalan anaknya harus berani izin sama orang tuanya." ucap Tiara. "Jangan berani jemput di gang doang." cibirnya membuat kedua pemuda tersebut mendelik.

"Bunda ngga lagi nyindir kan?" kata Raka hati-hati.

"Ini mah pelajaran buat siapa aja yang lagi baca." sahut Tiara membuat Ajun bersorak heboh.

"Emang Shakilla pergi kemana?" tanya Raka. Mencomot wortel diam-diam saat wanita itu lengah.

Tiara mengidikkan kedua bahunya acuh. Kembali fokus dengan masakannya membuat mereka menghela nafas berat.

Raka berjalan gontai ke arah sofa di dudul Ajun di belakangnya. Kedua pemuda itu menghembaskan diri ke sofa seperti kehilangan selera untuk hidup.

"Kayanya harus kita sendiri deh yang ngebujuk Shakilla." usul Ajun.

Raka mengangguk. "Gue juga ngga yakin anjir sama si Aksa." katanya sambil mencomoti bolu di kotak berwarna putih.

Ajun yang hendak mengupil jadi menoleh, menatap temannya cengo. "Itu bukannya buat pesenan ya?"

Pemuda yang tengah asik mencomoti sisi-sisi bolu mendongak. "Masa sih, ini mah buat di makan."

"Lah iya goblok, kalau buat makan kan bunda taro di piring." ujar Ajun serius.

AKSHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang