{46} Harus Bahagia

717 51 4
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lo udah ngelakuin yang terbaik. Lo itu hebat, lebih dari siapapun. Gue bangga."

Aksa menarik tubuh rapuh itu kedalam pelukannya, tersenyum bangga karna gadis dipelukannya sudah bertahan sejauh ini. Terus mengelus tulus punggung Shakilla sambil terpejam. Menikmati setiap detik bersama gadis ini yang selalu terasa nyaman. "Mulai sekarang lo harus bahagia. Sama gue tentunya."

Shakilla mengembangkan senyum disela isakannya, dadanya berdesir saat pemuda itu mengatakannya hebat. Ia semakin mengeratkan pelukannya sambil terpejam. Menikmati setiap detik bersama pemuda ini yang selalu terasa aman.

***

"Mah, topi Killa kemana ya? Kenapa di laci ngga ada??" ucap Shakilla. Turun dari tangga dengan tergesa.

Tiara yang lagi menyiapkan sarapan menoleh sengit. "Yang sekolah mamah apa kamu??"

Gadis itu merucutkan bibirnya kedepan. Menaruh tas sekolahnya di sofa dan mengambil ponsel. Menghubungi nomor seseorang yang ia yakini sebagai pelakunya.

"Hallo!"

"Eh buset...kalem mbak kalem. Dengan jasa cari jodoh disini."

"AJUN! Mana topi sekolah gueeee!"

"Yang punya topi lo apa gue sih?"

"Serius ya! Selesai upacara senin kemarin kan lo pinjem buat kipas-kipas. Sekarang mana?!"

"Lah iya...ketinggalan dikantin kayanya nih. Gue lupa banget sumpah asli demi apa..."

"Ajun....." rengek Shakilla gemas sendiri. "Terus gue upacara pake topi apa anjir."

"Halah tenang, kelas gue tuh banyak topi nganggur dikolong meja."

"Sebelum upacara harus udah ada. Titikk!

Tut...

Gadis berseragam abu-abu itu menghela nafas sabar, pagi-pagi ngga boleh marah-marah. Ntar cepet tua kalau Aksa ngga suka lagi gimana, kan repot ya...

"Kak!"

"Aajdksbsk!" Shakilla mengglonjat kaget. Menoleh ke belakang menatap tajam sang adik.

Ara tercengir. "Itu...ada bang Aksa didepan." katanya menunjuk pintu dengan dagu.

Gadis itu melebarkan matanya. "Serius??" sahutnya semangat.

"He'em, bang-"

"Daaah kakak cantikmu ini pergi ya!" sela Shakilla cepat. Mengambil tas sekolahnya dan berlari kecil menuju meja makan. "Dadaah mah! Pah!" pamitnya mencomot sepotong sandwich dan bergegas.

Tiara mendelik. "Belum nyampe sejam padahal baru marah-marah." gumamnya heran.

Aditya yang lagi mengunyah sarapan terkekeh. "Jangan pura-pura ngga tau deh mah. Padahal masa muda juga ngalamin." godanya.

AKSHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang