Dua pemuda berhoodie hitam memasuki rumah, dateng nya mereka tiba-tiba tanpa suara membuat orang rumah tersentak kaget. Kaya orang mau maling serius, mana pakean nya item semua.
"Ngagetin aje lo pada." ketus Ara. Tercengir saat mendapat pelototan dari mamah nya ke gep ngomong anak jakarta. "Bawa apa tuchhh."
"Dessert," sahut Ajun. "Yang salad punya Killa semua." ucap nya membuat gadis SMP itu mendongak.
"Masa kak Killa semuaa??" rengek Ara. "Satu deh ya buat akuuuu." bujuk nya menampilkan puppy eyes andalan.
Ajun kekeh menggeleng. "Sini-sini taro kulkas dulu." kata nya mengambil empat kotak salad tersebut membuat Ara mendengus sebal.
"Jangan diem mulu ntar bunda nanya." bisik Ajun pelan. Segera beranjak menuju dapur meninggalkan Raka yang menghela nafas panjang.
"Ngapa sih kamu Rak?" tanya Tiara. "Bete sama siapa? Coba bilang sama bunda biar bunda abisin."
Pemuda berambut hitam itu jadi terkekeh. "Apaan sih bun..." ucap nya. "Killa belum pulang?"
Wanita berdaster itu menggeleng. "Mau jalan sama Aksa dulu kata nya."
Ara jadi menoleh. "Jalan sama bang Aksa?...bukan nya-"
"Oh bagus lah." sela Raka cepat. Melotot ke arah gadis itu membuat Ara tercengir, kemudian melanjutkan makan dessert nya sambil manyun. Udah dua kali di plototin btw.
"Ngomong-ngomong mamah tiri nya Aksa baik loh, sesama sunda lagi kan jadi nya sefrekuensi gitu pas ngobrol." girang Tiara. Ajun yang habis dari dapur langsung duduk bersiap mendengarkan.
"Benerr, mana semalem kita di bawain brownis ya mah." sahut Ara dengan mulut penuh dessert. "Tapi anak nya yang kecil bader no debat, si Mimi mau cekek leher nya masa. Untung kak Killa ngga tau."
"Serius mau di cekek??" ucap Ajun. "Perasaan di acara kemaren tu anak kalem-kalem aja." gumam nya.
Ara menoleh. "Nama nya juga bocah."
"Kamu juga bocah." sengit Raka yang mendapat toyoran dari gadis itu. Dah di bilang berapa kali sih sebentar lagi kan dia bakal SMA...
***
"Makan yang banyak, abis nangis juga butuh tenaga."
Shakilla mendongak, mencibir pelan perkataan pemuda itu membuat Aksa mengulum senyum kecil.
"Banyakin makan, gendut kan lebih gemoi." ucap Aksa lagi. Memindah beberapa nasi milik nya ke piring gadis itu.
"Saa...dari tadi gini mulu, terus lo makan apa? Timun sama telor nya doang?"
"Gue udah kenyang ngeliat lo makan."
"Aduh...permisi ya mamang numpang lewat." cengir mang Ujan. Melewati kedua remaja itu sambil membawa beberapa pesanan orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSHA [END]
RomanceKetua geng yang terkenal berandal tapi sering ikut lomba olim. Aksa Deovangga, pemuda berdarah Jerman-Indonesia. Sifatnya yang dingin banget kayak balok es di kutub utara, kaku banget kayak kanebo kering, di tambah ketus dan irit ngomong yang bikin...