Ketua geng yang terkenal berandal tapi sering ikut lomba olim.
Aksa Deovangga, pemuda berdarah Jerman-Indonesia. Sifatnya yang dingin banget kayak balok es di kutub utara, kaku banget kayak kanebo kering, di tambah ketus dan irit ngomong yang bikin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wanita berdaster biru menoleh ke samping, menatap sang putri sulung sambil tersenyum kecil. "Gimana kak sekolahnya?" tanya Tiara, sembari mengepang rambut si bungsu.
Shakilla yang sedang menonton televisi pun jadi menoleh, "Fine-fine aja mah, pada baik kok semua. Ya... sejauh ini sih..." ringisnya di akhir kalimat.
"Ganteng-ganteng ya kak." celetuk Ara. Bocah SMP kelas 9 itu dengan semangat.
Tiara yang mendengar pertanyaan tersebut reflek menarik rambut anaknya. "Masih kecil segala nanya ganteng." cibirnya ketus. "Tahu apa sih kamu."
Ara mendengus pelan. "Manusiawi kali mah nanya gituan doang."
Gadis berswiter putih menoyor kening sang adik. "Bocil lu diem aja." sahut Shakilla.
"Mahh... kakak panggil lu lu ceunah."
"Kak, nggak boleh gitu." peringat sang mamah. Mencomot bolu di depannya sambil kembali mengepang rambut. "Apa susahnya coba ngomong bahasa Indonesia yang baik dan benar."
Sang papa yang mendengar jadi mendelik. "Bahasa sunda yang baik dan benar, mereun." sindirnya terkekeh kecil. Langsung mengantup mulut saat di tatap tajam sang istri. Sesaat kemudian ia berdehem, "Nggak papa kali mah, di sekolah kakak juga pasti ngomong pake lo gue."
Shakilla tersenyum sombong, menjulurkan lidah untuk meledek ke arah Ara. Bocah yang sedang di kepang itu jadi mendengus kesal.
"Sama temen mah boleh, sama keluarga sendiri yang nggak boleh. Inget itu." ancam Tiara dengan plototan di akhir kalimat. Shakilla dan papa yang melihat langsung menutup mulutnya rapat-rapat.
"Eh, malem ini Star up episod terakhir bukan sih kak?"
Shakilla menoleh, menatap cengo sang mama. "Mamah tau dari mana?"
Tiara cengengesan, mengambil ipadnya dan menunjukkan sesuatu. "Mamah penasaran sama yang lagi heboh di medsos tagar jipyong sama dosan, jadi mamah cari tau. Eh, seru juga ternyata dramanya ya..."
Aditya menggeleng kepala heran. "Pantes malem-malem suka ngomong sendiri, papah kira mama ngelindur." sahtnya. Terjawab sudah keresahan ia tidur saat malam hari.
"Sejak kapan si mamah suka drakor." gumam Ara ikut terheran. Lalu berbalik badan, menatap sang mama. "Saran aku jangan deh mah, ntar kecanduan susah lepas." katanya dramatis.
Wanita paruh baya itu berdecih. "Halah," sengitnya. "Kamu tim mana kak? kalau mamah si tim pak Han." ucapnya sambil tersenyum masem. "Ada ya orang secakep itu..."
"Ada lah mah, loh ini di depan mamah kan orang cakep." jawab Aditya sambil menurunkan koran yang tengah ia baca. Mengangkat kedua alisnya sambil tersenyum menggoda. Tiara yang melihat jadi mendelik kecil. "Inget umur pah." katanya sambil meringis.
Shakilla terkekeh, lalu menegakkan badan sambil tersenyum lebar. "Killa tetap kawal tim Dosan." sahutnya semangat. "Udah mamah nggak usah berharap pak Han sama Dalmi, ujung-ujungnya juga bakal sama Dosan."