{64} Why?

487 42 7
                                    

Siap"in mental yang kuat ya guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siap"in mental yang kuat ya guys...









Angsa: aku akhir" ini lg sibuk di store so please understand, hidup aku bukan tentang kamu aja

Shakilla menghela nafas panjang, melempar ponselnya ke atas kasur dengan sembarang. Menjatuhkan diri di sana sambil memeluk salah satu boneka minionnya.

"Kangen..." gadis dengan switer tebalnya melirih pelan. Merentangkan kedua tangan di atas kasur sambil menatap langit-langit kamar. Detik berikutnya menghela nafas lagi dengan kasar.

Shakilla membalikkan badannya, menopang dagu di kasur seraya berfikir. "Ke rumah tante Yura aja apa ya?" gumamnya yang bertanya entah sama siapa. "Eh kesana aja lah." sahutnya yang di jawab sendiri.

Ia bergegas keluar kamar, mengambil syal tebalnya karna merasa udara malam ini sangat dingin. Tidak lupa izin kepada sang mamah yang lagi bersantai di ruang keluarga.

"Assalammualaikum!"

"Waalaikum-ehh." bocah berbaju kuning terdiam di depan pintu. "Cakep banget MasyaAllah." ujarnya menggeleng kepala heran.

Shakilla mendengus geli, mendorong anak itu ke dalam dan ikut masuk. "Tante Yura kemana, Ar?"

"Di kamar, bentar lagi juga turun." sahut Arya membuka bungkusan coklatnya. "Ngga usah basa basi deh kak, pasti kesini mau nyari Aa kan?"

"Hah-"

"Lohh, ada Killa." ucap wanita berdaster yang baru turun dari tangga. Tersenyum lebar sambil berjalan ke arah mereka. "Mau nyari Aksa nih, yakan? Yakan?" godanya seraya mengambil toples makanan ringan.

Shakilla terkekeh kecil, lalu menggeleng. "Aksa kan sibuk di Storenya tan. Ini murni kok asli pengen main."

"Eh? Storenya bukannya lagi tutup ya?" ujar Yura menyeringit. Menaruh lagi toples yang di pegangnya ke atas meja. "Kata om Romeo sengaja di tutup karna Aksa ngeliburin karyawannya seminggu. Just...bonus libur mereka karna ngga ada cuti selama setengah tahun."

***

Shakilla terduduk diam di halte bus, menghela nafas panjang dengan bibir yang sudah bergetar. Lalu detik berikutnya...ia mulai terisak pelan di iringi suara jatuhnya air hujan.

"Kenapa harus bohong..." gadis itu melirih pelan. Suara sendu yang menguap begitu saja ke udara dan syukurnya tidak ada yang mendengar.

Ia mendongak, menatap kedatangan bus berwarna hijau dan putih. Segera menghapus air matanya dengan kasar sambil mengeratkan slingbag yang di kenakan. Shakilla bergegas beranjak dari sana menuju bus, sengaja memilih bangku paling pojok yang berdekatan dengan jendela. Kemudian menyenderkan kepala di kaca sambil memperhatikan jalanan yang di basahi oleh hujan.

Beberapa menit setelahnya sampai lah ia di depan gedung yang menjulang tinggi. Memperhatikan bangunan di depannya dengan helaan nafas yang panjang.

AKSHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang