Ketua geng yang terkenal berandal tapi sering ikut lomba olim.
Aksa Deovangga, pemuda berdarah Jerman-Indonesia. Sifatnya yang dingin banget kayak balok es di kutub utara, kaku banget kayak kanebo kering, ditambah ketus dan irit ngomong yang bikin s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Eh, itu anak baru yang di kelas Ipa 3 bukan sih?"
"Anjir itu siapa di sebelahnya, ganteng-ganteng banget..."
"Pengen cosplay jadi tu anak baru..."
"Astaga..."
Shakilla menghela nafas panjang. Menoleh ke samping sambil memutar bola mata merasa jengah. "Berhenti tebar pesona." ketusnya. Kalau tidak sadar berada di luar, sudah di pukul habis-habisan mereka.
Keduanya terkekeh kecil. "Berasa artis anjir." bisik Ajun pelan.
"Kak! Ganteng bangetttt." kata gadis berpita merah tiba-tiba, siswi kelas 10 itu dengan tidak malunya berteriak kencang.
Raka dan Ajun membalas dengan senyuman manis ala mereka. Shakilla yang melihat jadi mencibir pelan.
"Ini... buat kakak." timpalnya. Tersipu malu sambil menyodorkan dua coklat mahal berukuran besar.
Raka terdiam cengo, sesaat kemudian berdehem. "Nggak papa nih?" tanyanya jaim.
Shakilla mendengus. "Sok cool bego." ketusnya. Melenggang pergi meninggal Raka dan Ajun di belakang.
Kedua pemuda tersebut melongo, menatap Shakilla yang sudah melenggang pergi meeninggalkan mereka. Sesaat kemudian keduanya tersadar, gelagapan panik karna belum tahu di mana kelas mau pun sekolah seluas ini.
"Buat lo aja." ujar Ajun. Menyodorkan kembali coklat tersebut ke adik kelas di depannya, dengan cepat menarik lengan Raka untuk mengikuti Shakilla.
"Kill!"
"Elah, kita belum tahu kelasnya." panggil Ajun. Sejajarkan langkah mereka sambil ngos-ngosan.
Shakilla melirik sinis. "Bodo."
"Iri bilang boss." tengil Ajun tertawa puas.
"Hahay... papapa pale pale." lanjut Raka heboh.
Ajun menggeplak lengan teman di sebelahnya. "Jangan rusuh, kesan pertama kita harus cool." bisiknya.
Raka sontak terdiam, berjalan lagi dengan gaya cool membuat Shakilla tertawa geli. "Nggak cocok asli, lu berdua gaya begituan."
Ketiganya berjalan bersamaan, Shakilla mengabaikan beberapa cibiran mengenai dirinya yang terdengar terang-terangan hingga ke telinga. Sesekali ia membalas senyuman yang menurutnya tulus kepada dirinya.
Tidak berselang lama, Shakilla menghentikan langkahnya di sebuah kelas. "Nih kelas kalian, Ipa 2." tunjuknya.
"Dah ya gue cab-"
"Kilaaa!!" teriak Byra dari arah kanan. Melambaikan tangan sambil memegang sebuah tumbler di tangan.
Shakilla yang tersentak kaget menoleh ke arah temannya sambil terkekeh. "Jangan lari-lari juga, heh." tegurnya