{34} Forced

685 51 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Eh busett jangan bikin malu nama bunda ya lo anjrit!" ucap Raka menggeplak lengan teman nya geram.

Ajun yang lagi makan cake dengan rakus tersedak tiba-tiba. Segera minum air merah di depan nya sampai habis. "Kalau gue mati gimana goblok?!"

"Lah bagus, ngga ada yang bikin mama nya Killa repot." celetuk Saga membuat Ajun mengumpat kesal. Padahal apa salah nya gitu loh makan banyak di acara yang jarang-jarang ini.

"Hai? Aksa nya kemana ya??" tanya gadis cantik yang menghampiri meja mereka.

Sontak mereka reflek menoleh ke arah sumber suara, Byra sudah memasang ancang-ancang sekira nya gadis itu memancing emosi.

"Aksa?" beo Saga. "Masih di jalan, mungkin bentar lagi ke sini."

Vanessa mengangguk paham. Tetap mempertahankan senyum ramah nya walau tangan nya sudah tak tahan menabok wajah jutek Byra. "Gue duduk sini juga boleh kan?"

Byra melotot. "Eng-"

"Boleh." potong Venus. "Duduk aja, mau nunggu Aksa kan lo??" ucap nya membuat Vanessa tersenyum senang.

Jojo menoel lengan teman nya. "Heh?!"

Byra menendang kaki Venus dari bawah membuat pemuda itu meringis ke sakitan. Byra melotot sambil misuh-misuh membuat Venus menunduk tak berkutik, padahal ia ada rencana lain. Karna demi apapun, dia juga ngga ngeship kawan nya dengan cewek bernama Vanessa itu, karna tau kelakuan asli nya seperti apa.



***

"Aksaa!" pekik gadis dengan dress selutut sambil berdecak pinggang. "Lama dehhh."

Aksa mencibir, merapihkan tatanan rambut nya di kaca mobil lalu menyusul Shakilla yang sudah ada di depan sana. "Lo bawa kartu undangan nya kan?"

Shakilla melotot. "Jangan bilang?..." sahut nya tak percaya. "Yang nikahan bokap lo anjrit, yakali lo ngga ada undangan nya, yakali juga lo ngga boleh masuk kalaupun ngga ada undangan nya."

Pemuda itu membasahi bibir nya, mengangkat kedua bahu acuh. "Gue ngga tau apa-apa." ucap nya jujur. Karna memang selama persiapan pernikahan ia jarang pulang kerumah dan juga tak mau tau tentang hal itu.

Shakilla berdecak tak habis fikir, "Peduli dikit soal bokap lo bisa kan Sa."

Aksa bergumam saja sambil menoleh kesana kemari, tak menyangka pesta yang kata papah nya hanya sederhana nyata nya semewah ini.

"Bisa tunjukkan kartu undangan nya kak?"

Gadis itu mengangguk, menyodorkan kartu undangan berwarna gold membuat palang penjaga otomatis terbuka.

"Mas nya, bisa tunjukin kartu undangan nya?" tanya ramah petugas nya. Bahkan mereka tidak tau di hadapan nya kini anak dari si pemilik pesta.

"Pak, dia anak dari yang punya pesta." ringis Shakilla, menatap kesal Aksa yang masih stay kalem dengan kedua tangan di masukan ke dalam saku.

AKSHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang