Ketua geng yang terkenal berandal tapi sering ikut lomba olim.
Aksa Deovangga, pemuda berdarah Jerman-Indonesia. Sifatnya yang dingin banget kayak balok es di kutub utara, kaku banget kayak kanebo kering, ditambah ketus dan irit ngomong yang bikin s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Waktu kenapa cepet banget berlalu gitu sih...kan Ara mau nikmatin setiap detiknya ya. Tapi pas hari semalem aja...
"Tapi serius, kenapa gitu loh cepet banget berlalunya." gerutu Ara kesal sendiri.
"Kak Andre..." lirihnya. Menggigit ujung guling dengan gemas. "Aaaa baik banget sihhhh, kan baper akunya." ujarnya mengingat kejadian semalam.
Gadis SMP itu membetulkan sheetmasknya, berdiri dari kasur langsung menatap cermin. "Bentukan kaya gini bisa naklukin kak Andre ngga ya," gumamnya. Memperhatikan diri sendiri dari atas sampe bawah. "Ahh bisa nih bisa, orang gue cantik anjir. Ya kali engga."
"Ara!"
"Sini turun, Andre nyariin kamu nih!" teriak Raka dari luar. "Pintu segala di kunci!"
"Suka-suka aku ya!" sewot Ara teriak. Membuka pintu dan menyembulkan kepalanya. "Bohong kan bang?"
Raka yang hendak turun ke bawah jadi menoleh lagi, "Apanya bohong? Serius aku mah, emang pernah aku bohong?"
Ara langsung mencibir. "Sering ya lo bohong, udah kaya gitu belagak paling bener." sentaknya membuat pemuda itu meringis.
"Kata-katanya nyakitin banget anjir." dumel Raka. "Udah deh buruan turun, banyak banget apanya, ah." decaknya bertegas ke bawah.
"Dihhh."
***
Rencananya kan ngga mau ke sini ya, tapi kenapa mereka tiba-tiba ke sini. Aksa dan Shakilla turun dari motor, gadis bercelana jeans itu langsung menatap takjub hamparan pasir dan laut. Menoleh lagi ke belakang menatap Aksa yang menaruh helmnya.
"Sa, perasaan tadi kita ngga ada wacana ke sini ya."
Pemuda bercelana krim itu menggidikkan bahunya. "Aku juga ngga tau kenapa bisa ke sini." sahut Aksa ikut memandang pantai.
Shakilla mendengus. "Ada orang begitu." gumamnya. Kembali memandang pantai sambil mendesah berat. "Aku ngga bawa celana ganti, padahal main air seru kali ya..."
"Beli aja." kata Aksa. Mendorong pelan tubuh gadis itu ke dalam air.
"Aksa!" pekik Shakilla. "Yahh kann..." ujarnya mencibikkan bibir sambil menatap ujung celana yang sudah basah.
Pemuda itu mengulum senyum kecil. "Bagus gitu, jadi celananya ada motif. Dari pada polos kan jelek." ucap Aksa tenang.
Shakilla melebarkan matanya, mendengus pelan sambil misuh-misuh. Kmudian tersenyum kecil membelakangi Aksa. Menghadap lagi ke depan menyipratkan air ke arah pemuda itu membuat sang empu melongo.
"Kill, ahh." decak Aksa menatap bajunya. "Udah deh sini naik." katanya yang tak mau repot.
Shakilla cekikik puas. "Ngga enak kan baju basah? Mampus lo." ujarnya mendekati daratan. Menjauh dari Aksa yang sudah berdecak pinggang.