Ketua geng yang terkenal berandal tapi sering ikut lomba olim.
Aksa Deovangga, pemuda berdarah Jerman-Indonesia. Sifatnya yang dingin banget kayak balok es di kutub utara, kaku banget kayak kanebo kering, di tambah ketus dan irit ngomong yang bikin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Baru selesai Vaksin guys Hahaha. Btw kalian udah? HarusVaksin loh ya jgn enggak😾
Seharusnya ia berhak minta penjelasaan soal semalam kan? Walaupun sudah melihat apa yang terjadi dengan mata kepala sendiri, tapi tetap saja...
Shakilla berdehem, menempelkan benda pipih miliknya ke telinga. Masih menunggu sambungan terhubung sambil menggigit ujung kuku dengan cemas.
Tut...
"Hallo."
Deg. Jantung gadis itu mendadak berdegub kencang. Menutup mulut dengan tangan menahan diri untuk tidak terisak. Tidak dapat di pungkiri, ia merindukan suara berat pemuda ini ketika di telefon...
"B-bisa ketemu?"
Hening untuk beberapa saat. Lalu Aksa menggumam pelan. "Ketemu di taman jam tujuh."
Shakilla mengulum bibirnya. "O-okey..."
"Udah ngga ada yang di omonginlagi?"
"Ngg-"
"Aku tutup."
Tut...
Hati Shakilla mencelos begitu saja, menatap nanar layar ponselnya yang sudah menampilkan wallpaper layar beranda. Ia tersenyum kecil, menepuk dadanya dengan pelan.
"No problem okey? Im fine."
Namun beberapa saat kemudian ia terdiam, menekuk kedua lututnya di atas kasur. Menunduk kebawah menyembunyikan kepalanya di antara lutut dan tangan. Lalu detik berikutnya ia mulai terisak pelan. Sama seperti sebelum-sebelumnya, Tangisan itu selalu terdengar pilu dan menyakitkan.
***
"Jadi kakak sengaja pulang cepet?" tanya Ara mendekat. Menaruh teh yang di bawanya ke atas meja.
Pemuda dengan kemeja putih itu mengangguk, tersenyum kecil sembari menyesap tehnya. "Ngga ada plan mau kemana, Ra?"
"Hah?"
"Peka lah buset." celetuk Raka dari ruang televisi. "Ngajakin jalan tuh dia."
Ajun yang tengah mengunyah bolunya jadi ikut mengangguk. "Langsung aja ke intinya, Ndra. Lagu lu segala pake nanya gituan dulu."
Ara berdecak, menatap mereka berdua dengan kesal. Memang kesalahan besar saat Andra main ke rumah ketika ada dua makhluk itu. Lalu ia kembali menatap sang empu. "Emang mau jalan kemana?"
"Ceweknya agresif banget buset. Tau-tau langsung nanya aja ngajakin jalan kemana." ucap Raka dengan pandangan masih ke televisi. Melirik ke arah Ajun dengan mengerlingkan mata beberapa kali.