{44} Kontrol

745 58 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Shakilla merucutkan bibir nya ke depan. Sesaat kemudian menoleh, memperhatikan wajah tampan itu sambil tersenyum jahil. "SA! ada tikus di mata lo sumpah!!" kata nya heboh memajukan wajah menatap pemuda itu.

Aksa yang lagi bermain PS berdecak, menoyor kening gadis di samping nya agar menjauh. "Ngga keliatan."

Shakilla mendengus merasa caper nya tidak berhasil. "Perasaan tadi di suruh ke sini." dumel nya. Memakan snack di tangan sembari melirik kesana kemari. "Tante Yura sama Arya udah pulang?"

"Udah." sahut Aksa. Menoleh ke samping mencomot jajanan gadis itu. "Arya nangis mau tidur di rumah."

Shakilla beroh paham, sesaat kemudian mengerjab sadar. Tak lama tersenyum kecil lagi, seperti nya keadaan tadi tidak seburuk yang ia fikirkan.

Tiba-tiba Aksa berdecak kesal, melempar stik PS nya ke atas meja. "Punya tim ngga ada yang bener."

Kemudian pemuda itu mengambil sebungkus rokok di atas meja, menggeser gadis di samping nya pelan. "Sana jauh-jauh."

"Lo ngusir gue?!"

"Engga, gue mau ngerokok. Nanti asep nya ke hirup sama lo." ujar Aksa. Menopang kepala nya sambil menoleh, memandang Shakilla dari samping. Kemudian tersenyum tanpa alasan.

Shakilla berdecak, menoyor kepala pemuda itu menjauh. "Lo aja deh yang pergi, ntar gue pergi suka ngga balik lagi." kata nya membuat Aksa menegakkan badan.

"Yaudah, lo tunggu sini." kemudian Aksa berlari kecil menuju pintu, sempat menatap gadis itu sambil tersenyum manis dan menutup pintu.

Shakilla yang melihat jadi memicingkan mata, mengidikkan kedua bahu acuh dan kembali memainkan ponsel nya. Tak lama ia menaruh kembali ponsel itu ke atas meja, mendongak ke atas seolah berfikir, "Tadi kenapa senyum nya kaya gitu sih, serem kan..."

Sepuluh menit kemudian suara kode pintu terdengar. Shakilla langsung berkesiap dan membetulkan posisi duduk nya. Pura-pura bermain ponsel sambil sesekali melirik televisi.

"Nih." ucap Aksa. Menyodorkan plastik berwarna putih tepat di wajah gadis itu.

Shakilla mendongak, merebut plastik tersebut dan membuka nya. Tersenyum lebar saat melihat isi dalam nya berupa es krim kesukaan. Padahal ia sudah mikir yang engga-engga tadi...

"Hadiah udah ngobatin gue." kata pemuda itu. Duduk di sofa yang berjarak dan memperhatikan Shakilla.

"Segala hadiah."  ujar nya tersenyum malu. Mulai membuka bungkusan es krim dan memakan nya dengan perlahan.

Aksa yang memperhatikan jadi berdecak gemas, mengalihkan pandangan nya ke arah televisi. Takut khilaf kalau di pandangan lama-lama.

Tak berselang lama pemuda berkaos hitam itu kembali menoleh. "Udah makan?" tanya Aksa.

AKSHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang