{67} Selesai

926 49 7
                                    

Song recommendet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Song recommendet.
Day&Night (Jung Seung Hwan)

"Jangan berharap lebih untuk sesuatu yang tidak pasti."







Gadis dengan baju musim dingin menjelajahi trotoar jalan. Tersenyum kecil memperhatikkan beberapa pejalan kaki yang juga tengah melintas, mendongak ke atas menatap cuaca hari ini yang lumayan cerah. Lalu ia menunduk, melihat kalung berliontin bulan di tangannya untuk beberapa saat. Kemudian kembali menyimpan kalung itu ke dalam saku jaketnya. Detik berikutnya ia menghela napas panjang, sangat panjang seolah ikut membuang rasa sesak dan lelahnya selama ini.

Rasanya memang sangat berbeda saat dirimu ada dan tiada. Setiap mengingat pertemuan terakhir kita, aku selalu menyesal. Menyesal mengiyakan ajakan perpisahanmu, menyesal datang kesana dan menemuimu.

Masih teringat jelas saat kamu berbalik badan dan memelukku dengan hangat. Masih teringat jelas marahnya kamu saat ada seseorang yang ingin mencelakaiku. Sa, kalau boleh jujur... aku nggak rela kamu pergi.

Semalem aku mimpi kamu dateng ke aku, dengan senyum lebar seperti biasanya. Dan yang lebih membahagiakan adalah kamu dateng dengan bunga Tulip di tangan. Terus kamu kasih ke aku sambil bilang 'Maaf untuk semuanya, aku sayang kamu.' tapi sedetik kemudian kamu ngilang. Akunya jadi sedih, tapi tetap senang karena kamu bilang sayang sama aku.

Sa... untuk segala kebaikkan yang udah kamu lakukan selama ini untuk aku, aku nggak bisa benci sama kamu. Bahkan, aku bakal kasih kamu kesempatan seribu kali kalau kamu mau. Aku bener-bener sesayang itu, jadi tolong... dateng lagi dan peluk aku lagi.

Aksa Deovangga, mengingat nama itu membuat aku tersenyum lebar. Lalu detik berikutnya aku nangis, karena nyatanya kamu nggak pernah balik lagi dan peluk aku lagi.

Kita pernah searah walau pada akhirnya hanya menjadi sejarah.


~~~~🍁🍁🍁~~~~



Pemuda berjaket hitam menyesap rokoknya beberapa kali, lalu membuang benda itu ke bawah dan menginjaknya karena sudah pendek. Ia mendongak ke atas, menatap cuaca hari ini yang terlihat cerah.

Drrt...

Ia menoleh, menatap ponselnya yang bergetar. Tertera nama Hana di sana membuatnya menghela napas panjang. Lalu sengaja membiarkan benda pipih itu berbunyi hingga mati dengan sendirinya.

Rasanya seperti... hampa. Ingin pulang ke rumah, tapi ketika pulang tidak terasa seperti pulang. Ingin mencari tempat ternyaman namun nyatanya tidak kunjung di temukan. Reflek memegang dada kiri saat merasa sesuatu yang sesak di sana, menunduk ke bawah sambil menangkup wajahnya dengan kedua tangan. Detik berikutnya pemuda itu mulai menangis pelan. Memukul-mukul kepala beberapa kali dengan mata terpejam.

Aku... kesepian Killa. Rasanya mau balik ke kamu dan bilang kalau aku benar-benar sesayang itu sama kamu. Mau pulang ke kamu dan tidur di samping kamu. Mau di elus lagi kepalanya sama kamu, mau lagi ngeliat senyum cantik kamu. Mau lagi-, aku mau lagi dan lagi yang bersangkutan dengan kamu.

Tapi aku tahu diri untuk tidak melakukan itu setelah apa yang udah aku perbuat. Di hari itu... di hari di mana aku ngeliat kamu di tampar kuat, rasanya dunia aku benar-benar runtuh. Aku nggak sanggup ngelakuin apa-apa sampai akhirnya aku pergi dengan pikiran yang masih kosong.

Ternyata kehilangan kamu adalah hal yang paling menyakitkan di dunia.

Setiap ngeliat kamu nangis dan memohon, rasanya aku mau meluk kamu dan ngomong kalau semuanya baik-baiknya, kalau aku nggak akan pergi dari kamu. Tapi aku nggak sanggup karena dipikiran aku hanya ada aku cinta Hana, cinta pertama. Melupakan fakta bahwa aku sebenarnya udah melupakan dia sejak bertemu dengan kamu.

Killa... kalau boleh aku mau balik lagi ke kamu. Tapi apakah masih ada kesempatan? Aku ragu... juga malu.

Ngeliat kamu baik-baik aja membuat aku senang. Lalu detik berikutnya aku sakit, sakit ngeliat kamu baik-baik aja tanpa aku. Aku nggak mau, aku nggak rela, aku nggak ikhlas.

Rasanya... mau mati setiap mengingat fakta kalau kamu sekarang bukan lagi rumahku.

Aku tidak berkata aku menyesal melepasmu. Karena aku tahu, saat kita bersama kamu juga belum tentu bahagia.

Kini, selamat tinggal Shakilla Maura. Pernah menjadi milikmu dan menghabiskan banyak waktu bersamamu adalah hal terindah yang pernah terjadi di dalam hidupku. Berbahagialah, aku... benar-benar mencintaimu Killa. Sungguh.

————————







To be continued...

What do u feel guys? Apakah sakit?


Ini dah tengah malem buset, nekad banget gua ya up. But sengaja, biar besok paginya pembaca setia Aksha langsung liat notip terus baca deh HAHAHA🙏

AKSHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang