Ketua geng yang terkenal berandal tapi sering ikut lomba olim.
Aksa Deovangga, pemuda berdarah Jerman-Indonesia. Sifatnya yang dingin banget kayak balok es di kutub utara, kaku banget kayak kanebo kering, di tambah ketus dan irit ngomong yang bikin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Shakilla menyeringit, lalu terkekeh geli saat membaca pesan dari Aksa. "Apaan coba maksudnya..." katanya tertawa lagi.
Bruk! "Aw..." ringis gadis itu. Berdecak kesal saat ponselnya jatuh. "Jalan liat-liat kek."
"Lo yang dari tadi main hp buset." sengit pemuda di hadapannya.
Shakilla mendongak, langsung mendengus kecil saat melihat pemuda itu. "Ngapain lo di sini?"
Reza menaikkan alisnya. "Emang masalah gue di sini? Emang ini toko elo?" sewotnya.
"Lah, santai dong jangan sewot!" nyolot Shakilla. "Ini untung hp gue ngga retak atau lecet. Bisa jalan pake mata kan?"
"Jalan pake kaki! Jalan pake mata gimana coba." dumel Reza. "Minggir deh gue mau masuk." katanya mendorong.
Shakilla menggerutu, bergegas menuju tenda tempat duduk di depan toko mbak Ayu. Makin kesal saat Raka dan Ajun lama keluarnya.
"Itu tadi si Reza kan ya. Ngapain anjir dia disini." kata Raka membetulkan kresek belanjaannya.
Ajun yang sedang minum chattime menoleh, "Liat ngga sih tadi, masa dia ngeliatin kita gitu banget. Padahal yang kemaren nusuk dia bukan dari kita kan."
"Siapa yang di tusuk?"
"Orang." sahut Raka duduk di samping Shakilla. Menyodorkan salad ke arah gadis itu. "Emang setelah penusukan itu anak Carlavet makin sering ngejegat anak Yeorim atau Gral di jalan. Tapi untungnya kita jago-jago, ya ngga sih...."
"Ngomongin apa sih??" kesal Shakilla menatap kedua temannya sengit.
"Hah?" Raka mengerjab. Lalu menoleh saat pintu toko terbuka, "Nah, lagi ngomongin dia tuh." tunjuknya.
Shakilla menoleh, menatap Reza sambil mengangguk-ngangguk. Jadi mengerjab kaget saat pemuda itu menoleh ke arahnya. "Rak, mampus lo dia dateng ke sini." bisiknya.
"Pada ngomongin gue??"
"Dihh, PD lo." ketus Ajun. "Ini lo ngga ada temen ya di sini. Jangan belagak deh."
Reza menatap sinis, lalu menoleh ke arah gadis yang tengah menyantap saladnya. "Kalian temenan?"
"Bukan temenan lagi, tapi sahabat plus saudara. Mau apa lo ganggu Killa hah?!" judes Raka. Memasang badan menutupi tubuh temannya.
"Rak, ahh." kata Shakilla. "Udah napa sih, kalian kan musuhan di antara geng. Kalau lagi kaya gini berarti ya ngga musuhan lagi."
"Apaan ngga ada konsep kaya gitu." ucap Ajun. "Udah ngapain sih di sini, pergi deh."
"Dih, ini bukan toko elo ya." ketus Reza. Duduk di depan Shakilla membuat gadis itu membetulkan posisi duduknya. "Tante Tiara apa kabar?"
Kedua pemuda itu sontak melebarkan matanya. "Ngapain lo nanyain bunda??" heboh Ajun. "Kill, kok dia tau bunda sih? Ni anak siapa sih? Jangan Sksd ya lo curut."