22

1.8K 120 4
                                    

Sudah vote kan???




























Hai..
Lama banget gak up ya?
Heh sibuk banget aku.

Selamat membaca.

***

Keadaan hening di antara Neall dan Lova. Beberapa menit lalu Neall sampai di apartemen dan menjemput lova. Motor yang mereka kendarai berhenti di depan kampus, Lova bergegas turun dan melenggang pergi hanya dengan satu kalimat singkat.

“Jangan jemput aku.”

Terdengar datar nada suara lova namun dapat Neall pahami maksud kalimat itu serta maksud dari nada datar itu. Gadis itu marah padanya, ah lebih tepat merajuk.

Neall tak mengejar Lova Ia kembali melajukan motornya, ada pekerjaan yang menantinya saat ini.

Sementara Lova menghentak-hentakkan kakinya sepanjang jalan. Tak peduli berapa banyak pasang mata yang diam-diam menatap sinis padanya. Ia tak langsung ke kelas, ia membelokkan langkah ke arah perpustakaan, ia ingin berdiam di sana sembari menunggu jam kuliah berikutnya. Ia merasa kesal pada Neall, pria itu telat menjemputnya, lagi.

Ingin rasanya Lova mengoceh mengeluarkan kekesalannya pada Neall saat pria itu menampakkan diri di apartemen tadi, namun mengingat  jika berdebat dengan Daneall akan sungguh menguras waktu dan tenaga, Lova lebih baik memilih memberi pelajaran pria itu dengan mendiaminya.

Lova kembali duduk di tempat yang awal kemarin ia duduki. Tempat yang tenang menurutnya. Lova sedikit heran mengapa tidak ada yang menghuni tempat itu, padahal tempat itu adalah tempat paling tenang di dalam perpustakaan ini menurut Lova.

Ia menaikkan bahunya acuh lalu membuka ponselnya. Tak bisa dipungkiri Lova adalah salah satu dari sekian banyak penghuni kampus yang selalu menunggu informasi terbaru dari akun gosip kampus itu. Entah sejak kapan Lova mulai tertarik dengan akun gosip, apalagi akhir-akhir ini beritanya sungguh menarik minat seorang Velova. Baru saja membuka akun tersebut, Lova langsung melototkan matanya ketika membaca satu postingan di akun itu.

Yap, pangeran kampus dinyatakan telah memiliki seorang kekasih.

Lova menatap wajah yang sudah tak asing di ponselnya, wajah dari si pangeran kampus. Brandon Caston. Ia akui pria itu tampan dan penuh kharisma.

Sedetik kemudian Lova menutup ponselnya. Ia menggeleng kuat.

'Tak ada istimewa dari dia. Lebih Daneall kemana-mana'

Walaupun sedang kesal dengan pria itu, Lova tak bisa menolak bahwa pesona pria itu telah menguasai dirinya. Ia mengenyahkan segala pujian yang akan ditujukan pada sang pangeran kampus, Lova lebih memilih menyematkan semua pujiannya untuk Daneall. Ketika kamu bisa memuji milikmu, kenapa harus memuji milik orang lain? Begitulah kira-kira.

Pria bernama Daneall Xademon itu meskipun sungguh menyebalkan namun ia punya berbagai cara untuk menyenangkan Lova.

Ponsel Lova berdenting, satu pesan masuk.

Unknown number.
I miss you.

Lova melirik sejenak dan membaca pesan itu. Ia kembali menutup ponselnya. Lova tak peduli dengan siapapun yang mengirimkan pesan seperti itu padanya, ia beranggapan hanya orang kurang kerjaan yang rela menghabiskan waktu untuk mengirim pesan itu pada Lova.

Sementara di tempat lain Neall baru saja sampai di sebuah restoran mewah yang tidak terlalu ramai siang ini. Ia menduduki sebuah kursi yang berada di pojok yang mampu menjangkau seluruh isi restoran apabila ia menatap dari sana.

SOLIVAGANT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang