30

1.3K 80 0
                                    

Udah vote kan guys??




































Selamat membaca.





























***

Beberapa hari berlalu sejak kejadian Lova hampir menghabisi nyawanya sendiri kala itu. Sejak itu pula hubungan mereka merenggang, tak ada satu pun dari keduanya yang mau menurunkan ego untuk memulai percakapan walau hanya lewat panggilan telepon.

Daneall malam ini seperti lima malam terakhir kembali memasuki tempat yang tidak dimasukinya hampir dua bulan belakangan. Sebuah bar yang menjadi tempat awal di mana kehidupan gelap digelutinya. Biasanya ia akan datang ke tempat ini untuk bertemu langsung dengan klien yang akan menggunakan jasanya, namun dua bulan lalu ia telah memutuskan bahwa ia akan menerima semua permintaan sang klien tanpa harus datang ke sana. Ia tidak suka ketika jemari wanita-wanita penghibur itu bebas mencolek dirinya dengan sengaja, dan berakhir nyawa wanita-wanita malang itu melayang. Bukan hanya itu alasannya, alasan lainnya adalah karena ia memiliki Velova.

Pria itu duduk di sudut ruangan yang cahayanya temaram. Dipandanginya lautan manusia yang tidak saling mengenal namun bertingkah seakan mengenal di sana. Sebelumnya ia telah menemui pemilik bar yang merupakan seorang pria yang berbadan kekar, yang juga merambat sebagai orang yang menjajakan jasa Neall sebagai pembunuh bayaran, ia meminta pria itu untuk menghalau semua wanita yang hendak mendekatinya, dengan senang hati sang pemilik bar menyetujui dan meletakkan dua pria berkepala plontos dengan pakaian serba hitam yang berdiri berjarak dua meter darinya.

Raganya sedang duduk tegap dengan tangan menggenggam segelas wine di atas meja namun fokusnya menguap ke tempat lain. Suara dentuman musik yang menggema di telinga seperti menggaungkan sebuah nama yang tak bisa beranjak dari pikirannya.

Dirinya sedang dalam proses untuk menghapus perasaannya pada gadis itu, membesarkan egonya dengan menutup segala akses yang bisa membuat hatinya mendebat isi otaknya.

Ia kembali meneguk cairan di gelas yang telah dituangkan ulang beberapa kali.

Ia mengenang lagi kejadian itu, ketika gadisnya hampir saja melakukan percobaan bunuh diri. Neall mengakui jika itu semua salahnya, jantungnya berdegup keras tatkala merangkul gadisnya dalam dekapan seperti memberikan kabar bahwa ia tidak siap kehilangan sang kekasih. Lalu setelahnya sisi egois kembali menyeret ia menjauhi perasaan cintanya pada Lova, menumbuhkan kembali suatu dendam yang memberontak harus segera dituntaskan.

Pria itu menyipitkan matanya di bawah pengaruh alkohol yang mulai memberatkan mata dan mengaburkan pandangannya. Ia mengusap kedua kelopak matanya guna menjernihkan pandangannya, dan setelah itu ia melihat seorang gadis di sana, gadis yang sangat mirip dengan si pengganggu pikirannya akhir-akhir ini, gadis itu bersama seorang pria.

Lantas, apa yang gadis itu lakukan di sana?

***

Seharian ini adalah hari istimewa untuk seorang Malvinoo, pria itu berulang tahun sehingga dari awal hari ia memaksa Lova dan Bella untuk menemani ia berkeliling kota karena esok ia akan kembali ke Indonesia. Bukan hanya itu, Malvinoo bahkan memaksa kedua gadis itu untuk merayakan ulang tahunnya.

Di sinilah mereka sekarang. Di depan sebuah gedung bar yang amat terkenal di kota ini.

“Aku tidak ikut!” Lova berhenti ketika Bella dan Malvinoo begitu antusias ingin masuk ke dalam sana. Kedua makhluk yang sudah berada di depannya akhirnya berbalik dan menghampiri dia.

“Ck, apa yang kau takutkan? Ada kami berdua yang akan menjagamu di dalam sana. Tidak akan ada yang berani macam-macam padamu. Percaya padaku.” Suara Bella seakan simfoni yang menghibur seseorang dari sebuah keraguan dalam ketakutan. Lalu Lova mengangguk dan membuntuti mereka berdua masuk ke dalam gedung.

SOLIVAGANT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang