37

1K 70 7
                                    

Udah vote kan guys??

Tandai kalo ketemu typo yaa

Mulmed : Neng Velova

Selamat membaca :)

***

Hari ini Velova merasa sangat lega, hampir seharian penuh Daneall tidak mengunjungi dia sama sekali bahkan lewat panggilan telepon. Hari yang paling bebas setelah seminggu penuh hidup dalam kekangan Daneall. Lova tidak berinisiatif untuk menghubungi Neall, biarkan saja ia menikmati hari kebebasannya sebelum Daneall kembali dan membuat ia terpenjara.

Gadis itu berencana akan mengunjungi beberapa tempat yang sangat ingin dikunjunginya dari beberapa hari lalu namun tidak tercapai karena dilarang oleh Daneall. Sembari memakai bootnya ia menghubungi Bella. Memberi tahu kakak sepupunya itu bahwa ia akan keluar malam ini.

Selanjutnya ia mematikan ponselnya agar Daneall tak mengganggu.

Tempat pertama yang dikunjunginya adalah restoran khas negaranya, walau jaraknya agak jauh Lova tak masalah sama sekali. Lova merindukan makanan dari tempat asalnya.

Setelah memesan makanan yang diinginkannya, Lova menunggu sembari memperhatikan orang-orang di sana. Sebagian wajahnya sangat Asia sekali. Lebih banyak yang datang bersama pasangan, tidak seperti dia yang seorang sendiri.

“Boleh aku duduk di sini?” Lova mendongak cepat saat telinganya menangkap sebuah suara yang lumayan berat.

Ia mendapati satu sosok di sana. Sosok yang terkahir kali ia temui lima bulan lalu.

Secepatnya Velova berusaha mengingat siapa sosok di depannya. Dan ia ingat, sosok itu bernama Dax Logan.

Lova mengedarkan pandangannya sejenak.
“Masih banyak tempat kosong,” Ujarnya, pasalnya ia merasa dalam bahaya jika sampai duduk berduaan dengan pria itu.

“Aku ingin di sini,” Tolak Dax yang pada akhirnya pria itu tetap duduk di hadapan Lova.

Lova tak menggubris ia diam dengan dunianya sendiri sembari menanti pesanannya.

I Miss you,” Ucap Dax dengan suara rendah, ditatapnya wajah Lova dengan dalam-dalam, wajah yang ia rindukan beberapa bulan belakangan.

Lova menoleh cepat, memasang raut tak suka. Terakhir kali ia bertemu Dax Logan saat di apartemen, dan setelah itu Dax memukul Daneall. Tatapan sinis dilayangkan Lova saat mengingat kejadian itu.

Oh gawat. Insting Lova mengatakan ia harus bangkit sekarang dan meninggalkan Dax Logan. Walaupun tak ada Neall di sini bukan berarti Lova tak paham satu hal, mata-mata Neall selalu mengawasinya. Semoga saja jika ada mata-mata Neall yang melihatnya, tak sampai melaporkan bahwa dirinya bertemu Dax Logan.

“Maaf aku harus pergi.”

Lova pergi meninggalkan Dax Logan, sedangkan pria itu menampilkan senyum licik.

***

Setelah meninggalkan restoran tanpa makan, kini Lova berhenti di depan sebuah kedai makanan khas Italia.

Malam semakin larut, kala ia sedang memakan seporsi bruschetta, roti yang dipanggang dengan bawang putih, minyak zaitun, garam, dan lada, serta dengan topping tomat yang dipotong kecil.

Setelahnya ia memutuskan mengunjungi sebuah toko buku mengingat kemarin keinginannya ke tempat itu ditentang keras oleh Neall.

Baru sekitar jam sebelas malam ia kembali ke apartemen.

“Baru pulang huh?!”

Sapaan yang bagus terdengar oleh telinga Lova. Ia menegang ketika menyadari keberadaan Neall. Pria itu duduk di kasur di kamarnya dengan wajah kusut.

SOLIVAGANT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang