35

1.1K 73 6
                                    

Udah vote kan guys???

Mulmed : Mas Dax Logan

Tandai kalo ada typo yaa..


Selamat membaca:)

****

Seorang pria dengan tubuh hampir penuh dengan tato memandang lurus ke depan, menatap lalu-lalang dari balik kaca besar yang ada di depannya.

Ia tersenyum miring mengingat percakapan dengan sang ibu tadi malam saat ia mengunjungi kediaman sang ibu.

“Aku punya pilihan untukmu mom,” Ujarnya sembari menatap sosok sang ibu di depannya. Sang ibu mendelik melempar curiga.

“Jika itu masih tentang permintaanmu yang kemarin, aku tidak akan mau memilih apapun.” Sang ibu berucap dengan nada tegas seperti biasanya.

Dax Logan terkekeh. Wanita yang masih ia hormati sebagai ibu kandungnya itu makin ke sini makin menyulitkan segala keinginannya.

“Aku dapat informasi bagus, dan itu berisi pilihan. Dan kurasa mom akan memilih pilihan kedua.”

“Katakan!”

“Tenanglah dulu mom, pasti akan aku katakan, lebih baik mom memesan minuman terlebih dahulu supaya saat tersedak mendengar pilihan yang ku ajukan mom bisa minum.”

Sang ibu melakukan apa yang dikatakan Dax Logan. Memesan minuman dan menunggu hingga pesanan tiba.

Dax Logan mengulum senyum.
“Baiklah. Pertama aku tahu apa yang membuat Dad pergi,” Dax Logan menghentikan ucapannya, ia melirik sang ibu yang tampak sedikit merubah ekspresi wajahnya.

“Apa maksudmu?” Raut tak santai mulai tampak dari sang ibu.

“Jangan pura-pura tidak tahu Mom,” Dax menyeringai.

“Aku tidak paham maksudmu,” Sang ibu tampak gugup namun masih berusaha menutupi kegugupannya.

“Baiklah.. baiklah. Begini saja, mom beritahu aku di mana barang-barang itu atau aku akan membongkar semua yang telah mom perbuat pada Velova.”

“Apa yang kamu katakan! Mom tidak melakukan apapun! Dan satu lagi, Mom tidak akan memberitahu di mana barang-barang itu berada!” Ujar sang ibu setengah menghardik.

“Jangan terus berpura-pura mom, jika mom terus seperti ini maka aku akan melakukan pilihan kedua, membongkar segalanya pada Velova.”

Fokus Dax kembali ketika seseorang menarik kursi di depannya dan duduk di sana.

“Tutup mulutmu jangan katakan apapun pada Lova!” Sang ibu menaruh sebuah kunci di atas meja, Dax melirik sebentar pada benda kecil yang disodorkan sang ibu. Ia tersenyum puas.

“Pilihan yang bagus Mom.” Dax meraih kunci itu dan segera memasukkan ke dalam kantong jaketnya.

“Ingat jangan katakan apapun pada Lova!” Lagi-lagi sang ibu menegaskan apa yang ia inginkan.

Dax Logan menyanggupi ucapan terakhir ibunya itu, setelahnya sang ibu beranjak pergi.

Pria itu tersenyum menang, ternyata tidak terlalu sulit mendapatkan apa yang ia inginkan. Satu pesan masuk ke ponselnya, sang ibu mengiriminya sebuah alamat.

Helena Dawson memang bukan sepenuhnya baik, Dax tahu betul itu. Ibunya sungguh menyayangi Lova namun sisi egois yang dimiliki lebih besar dari rasa sayang pada anak-anaknya.

SOLIVAGANT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang