56

781 44 1
                                    

Udah vote kan??

Selamat membaca 🖤

***

Sebuah jam analog mini di atas meja kerja berdetak kecil. Jarum penunjuknya saling berkejaran antara tiga jarum yang berbeda bentuk dan ukuran. Hari berlalu begitu cepat, malam juga turut andil bergerak dengan cepat berganti. Hari ini adalah tepat empat hari setelah Lova mendapat kabar pernikahan Amber dan Deandillo. Dan esok Ia harus berangkat ke Filipina guna memenuhi permintaan dari Amber. Gadis berponi itu tak pernah meminta apapun dari Lova, dan ini adalah pertama kalinya Amber meminta sesuatu padanya. Jelas Lova akan dengan senang hati memenuhi hal itu.

Mengenyahkan semua tentang Amber, Lova kembali mengingat percakapannya dengan sang ibu semalam sebelum ia pergi tidur. Ya, semalam Lova kembali menginap di kediaman Icarus, tentu saja Dax juga ada.

Flashback on.

"Lova, ada yang ingin Mommy bicarakan denganmu," Ucap Helena Dawson. Wanita paruh baya itu duduk di atas ranjang kamar Lova, sedang Lova sedikit tersentak, pasalnya Ia baru saja kembali dari kamar mandi dan mendapati keberadaan Helena di sana.

Lova mendekat ke ranjang, duduk di sebelah Helena.

"Tentang tato itu," Helena memberikan kode lewat tatapannya yang mengarah pada tato di leher Lova.

"Ah, apa Mommy sudah menanyakannya pada kenalan Mommy itu?" Lova bertanya.

Helena mengangguk menandakan bahwa Ia sudah bertanya pada tato artis yang ia bicarakan tempo hari. "Katanya ada beberapa cara untuk menghilangkan tato. Yang paling terkenal adalah dengan metode laser. Mommy tidak banyak berbicara dengannya, namun Ia ingin menemuimu, dia harus melihat dahulu jenis dan bentuk tatomu, sebelum memutuskan metode yang tepat. Dia memiliki waktu kosong di akhir pekan," Jelas Helena.

Lova berdehem setelah berdiam cukup lama. "Apa akan sakit?" Tanyanya ragu.

Helena memberi senyum kecil, "Mommy kurang tahu persoalan itu, tapi sepertinya akan sakit,"

Wajah Lova seketika berubah rautnya. "Kenapa? Ragu untuk melakukannya?" Pancing Helena.

Lova mengangguk ragu-ragu. Di satu sisi Ia merasa harus menghilangkan tato itu, di sisi lainnya ia merasa takut jika prosesnya akan menyakitkan, selain itu ada satu alasan lain lagi yang belum bisa Ia definisikan secara gamblang.

"Mommy jadi penasaran, kenapa kamu ingin menghilangkannya namun terkesan ragu-ragu. Apa ada sesuatu yang telah Mommy lewatkan? Atau ada sesuatu yang ingin kamu ceritakan?"

Lova menatap lurus ke depan. "Entahlah, Mom," Lirih Lova.

"Baiklah jika itu pilihanmu, Mommy tidak akan memaksa," Ujar Helena tenang. wanita itu menarik anak perempuannya ke dalam dekapannya. Memberi isyarat bahwa semuanya akan baik-baik saja, tak perlu takut.

"Mom, sebenarnya aku takut. Aku takut suatu hari nanti aku akan benar-benar kehilangan sesuatu yang memang sudah tidak ada di genggamanku lagi. Aku takut hari itu tiba, di mana kesempatan untuk kembali meraihnya tidak ada sama sekali. Sesuatu itu telah mengambil satu peran dalam hidupku, sesuatu itu memberiku tanda di leher ini,"

Helena menangkup kedua pipi Lova. Menatap dalam pada netra anaknya. "Apa dia kekasihmu?" Tanya Helena hati-hati.

Lova tidak menjawab namun titik air yang turun lewat sudut di matanya memberi sebuah jawaban.

"Tidak lagi, Mom. Dia akan bertunangan beberapa saat lagi. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku akan menjadi orang jahat jika mengambilnya dari gadis itu. Tapi aku tidak yakin bisa baik-baik saja ketika nanti Ia sudah dimiliki," Lirih Lova dengan suara paraunya.

SOLIVAGANT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang