34

1.2K 60 5
                                    

Udah vote kan guys??

Tandai kalo ada typo yaa..

Selamat membaca:)

****

Suasana gelap mencekam menandakan malam telah tiba sedari tadi. Hening, itulah kalimat yang menggambarkan keadaan Lova saat ini, gadis itu sendirian di kamar Neall tanpa diperbolehkan menggunakan ponselnya. Sedangkan Neall telah menghilang sejak mereka selesai makan petang tadi, pria itu menjawab sebuah panggilan telepon dengan raut datar lalu selanjutnya menarik Lova yang baru selesai makan kemudian menguncinya di kamar hingga saat ini, jangan lupakan ponsel Lova yang ia ambil paksa.

Merasa bosan Lova berjalan ke satu sudut, seingatnya di sana terdapat tanaman pemberiannya, tapi saat ini tidak ada lagi di tempat, mungkin saja Neall memindahkannya atau kemungkinan terburuknya pria itu telah membuang tanaman itu.

Apakah kesalahan yang Lova lakukan sungguh besar hingga akibatnya separah ini? Sikap Neall menjadi berbeda, pria itu terkesan tidak menyukai keberadaan Lova di sekitarnya beberapa kali, pria itu menolak interaksi sentuhan yang diberikan Lova, bahkan mencaci-maki Lova sedemikian rupa.

Tuduhan-tuduhan yang Neall lemparkan padanya sering kali menyakiti perasaannya, terkahir kali ia ingat pada mimpinya. Di mimpi itu Neall tampak seperti sosok monster menyeramkan tidak seperti tampang yang selama ini ia tunjukkan, pria itu menuduhnya bermain api dengan Mr.Emson di belakangnya.

Pikiran gadis itu terus melayang ke kejadian-kejadian lalu, hingga berhenti pada pertemuan mereka di rooftop kafe dengan seorang gadis yang diakui Neall sebagai tunangannya.

Fokus Lova teralih saat pintu ruangan terbuka, Neall muncul dengan keadaan berantakan, beberapa bercak darah mengering di wajah Neall. Dengan perasaan gusar Lova berjalan cepat menghampiri Neall, ia merasa kalut bercampur khawatir, apa mungkin pria itu baru selesai membunuh?

“Kau baik-baik saja?” Adalah kalimat pertama yang terucap dari bibir Lova, Neall tak menyahut, lelaki itu merendahkan diri lalu merangkul Lova dan mendekapnya erat. Deg!

Pelukan pertama Neall setelah beberapa minggu terakhir, yang bisa dirasakan kehampaannya.

Lova ingin menolak lantaran bercak darah yang ada di pakaian Neall ikut menempel padanya, namun tak kuasa ia melakukan penolakan. Ia akhirnya diam dalam dekapan Neall bahkan tak berani membalas pelukannya.

“Balas pelukanku Velova!” Pria itu berbisik tegas di samping telinga Lova, menyebabkan Lova mau tak mau mengangkat tangannya membalas pelukan Neall.

“Diam begini saja dulu,” Pinta Neall lirih, Lova kebingungan, ini apa lagi yang akan terjadi nanti? Lelaki seperti Daneall mudah sekali untuk berubah-ubah tabiatnya, hari ini bisa lembut namun bisa kembali seperti monster lagi.

“Maafkan aku...”

Perkataan Neall sontak membuat Lova melonggarkan pelukannya lalu mendongak menatap wajah Neall, pria itu menatap padanya juga. Apa maksud dari permintaan maaf Neall kali ini?

Tatapan Lova kaku seakan bertanya, 'for what?'

“Maafkan aku yang tidak bisa membunuh si brengsek itu..”

Bahu Lova melorot, ia menjauh beberapa langkah dari Neall, menatap ke luar jendela yang hanya ada kegelapan di sana. Ia hampir salah duga jika Neall mengucapkan maaf atas kesalahannya dua minggu terakhir ini.

“Aku benci ketika si brengsek itu menyentuhmu seperti tadi,”

“Dan aku lebih benci lagi ketika ia membuatmu menangis,”

SOLIVAGANT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang