39

1K 65 21
                                    

Thanks udah ngasih vote

Tandai kalo ketemu typo yaa

Mulmed : Neng Velova

Selamat membaca :)

***

Dia mencintai Daneall namun bukan berarti ia tidak bisa membenci pria itu.

Hari ini hari kelima Lova dikurung Neall, hari kelima juga ia tidak masuk kampus. Dan tepat dua minggu lagi masa pertukaran pelajarnya akan berakhir.

Lova menatap mendung di luar sana. Hatinya juga sama mendung dengan langit itu. Suasana hening seperti biasanya, Neall telah pergi dari dua jam lalu setelah mengantar dan memastikan Lova menghabiskan sarapan.

Lova tak lagi memperdulikan kehadiran pria itu. Biarkan saja ia pergi dan datang sesukanya, semenjak kejadian saat itu di mana Neall merampas ciuman pertamanya, ia belum juga mau bicara dengan Daneall. Pria itu juga sama kerasnya, tak ada percakapan yang berarti, bahkan Neall tak pernah mengatakan kata maaf setelah kejadian itu.

Berhari-hari di tempat tertutup tanpa melakukan apapun membuatnya mendesah lemah. Hidupnya sangat membosankan akhir-akhir ini. Kegiatannya itu itu saja mulai dari bangun tidur, mandi, menunggu sarapannya hingga datang dan melahapnya, bengong, tidur, makan, melamun, memikirkan cara untuk kabur, makan, tidur, begitu seterusnya.

Pintu berderit, gadis itu menoleh, indranya menangkap satu sosok di pintu dengan napas tersengal-sengal, sepertinya ia baru saja berlari. Lova menaikkan bahu acuh kemudian menoleh lagi pada jendela, melihat rintik-rintik yang perlahan turun menggenangi seisi kota. Ini kali kedua hujan datang selama dirinya berada di sini, semoga saja tidak disertai petir, karena tidak mungkin ia memeluk Neall saat ketakutan dengan suara menggelegar itu.

Tanpa disadari Lova, Neall menatap dirinya dengan tatapan menghunus.

"Jangan coba-coba untuk kabur dari sini!" Desis Neall dengan suara rendah yang menusuk.

Lova sendiri kembali menoleh, lalu menaikkan sebelah alisnya seakan bertanya apa maksud ucapan pria itu. Jelas sekali sedari beberapa hari lalu Lova sama sekali belum pernah mencoba untuk melarikan diri dari tempat ini, lalu kenapa Neall tiba-tiba datang dan mengatakan hal sedemikian rupa?

"Aku peringatkan sekali lagi, jangan pernah kamu mencoba untuk pergi ke manapun tanpa diriku!!" Peringat Neall. ia berjalan ke arah Lova dengan pandangan berbeda.

Menyadari aura tak baik dari Daneall, Lova gelagapan namun dengan segera ia menetralkan diri.

"Apa maksudmu? Kamu tidak mungkin terus mengurungku di sini, aku punya urusan sendiri Daneall. Aku harus mengejar impian dan tujuan hidupku!" Balas Lova telak, sontak Neall meraih lengan Lova, memaksa agar gadis itu berdiri dari duduknya.

"Apa? Katakan sekali lagi!" Bentak Daneall keras. tatapannya tajam menusuk penglihatan Lova. Tak peduli walau gadis itu meringis kesakitan.

“Akhh! Lepaskan! Ini sakit Daneall,”

“Katakan bahwa kamu tidak akan pernah pergi dari sini! Katakan!” Paksa Daneall dengan suara tinggi.

“Itu tidak mungkin terjadi Daneall! Aku harus menjalani kehidupanku, akhh!” Balas Lova tak kalah keras, ia berusaha melepaskan cengkeraman Neall di lengannya.

“Mungkin saja terjadi jika kamu tetap di sini dan menjalani kehidupan bersamaku!”

Perdebatan mereka tak terhenti, Neall terus saja menegaskan bahwa Lova tidak akan pergi ke mana-mana, berbanding terbalik dengan Lova yang mulai ingin pergi dari sisi Daneall.

SOLIVAGANT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang