59

987 45 0
                                    

Haloo

Ada yang masih nunggu Solivagant up???

Btw, terima kasih ya, buat kamu yang sudah mau mampir di sini.

Maaf juga harus pergi lama dan gak bisa up. Ada urusan. Hehe

Emmm..
Kira-kira apa yang buat kamu mau nunggu cerita ini up?

Ada yang penasaran kelanjutan kisah Daneall dan Lova gak?

Sekali lagi terima kasih banyak buat yang sudah menyempatkan waktu sampai di part ini. So much love for you all🖤❤️

Selamat membaca yaa..

***

You oke?"

Lova menarik sudut bibir dengan berat, mencoba menampilkan senyum terbaik yang pernah diciptakan ketika Amber memegang kedua bahunya dan melontarkan pertanyaan yang sama untuk ketiga kalinya. Saat ini dia berada di kediaman Amber. Beberapa jam lalu dia telah memastikan kondisi Malvinoo yang ternyata baik-baik saja, terkecuali lebam keunguan di sudut mata dan bibirnya.

“Katakan Lova, apa Daneall menyakitimu di sana?” Tanya Amber kembali. Gadis yang sehari lagi akan menjadi milik Deandillo seutuhnya itu terlihat sangat mengkhawatirkan keadaan sahabatnya. Pasalnya, sekembali dari hotel, Lova tampak tak banyak bicara, gadis itu berubah murung.

“Seharusnya Daneall tak muncul seperti tadi. Aku semakin sakit Amber, hatiku seperti ditikam ribuan pedang. Dia datang menyuruhku pindah dari hotel dengan embel-embel tak ingin aku berdekatan dengan Malvinoo. Baik kuakui, aku.. aku hampir berharap lagi padanya. Hingga kekasihnya datang. Mereka pergi. Daneall menggenggam tangan Angelisa dengan erat. Mereka terlihat seperti pasangan yang sangat serasi,”

Mata Lova berkaca-kaca. Mulutnya menggumamkan beberapa kata yang tidak sampai terucap. Gadis itu ingin menangis namun merasa tangisnya tidak ada gunanya.

“Daneall benar-benar brengsek!” Maki Lova dengan tangan terkepal.

Amber merengkuh sang sahabat dengan rasa bersalah.

Beberapa menit mereka hanya saling diam. Amber membiarkan Lova sesenggukan dalam diam di dekapannya.

“Amber, apa menurutmu aku harus mengencani pria lain?”

Amber sedikit tersentak dengan pernyataan dari Lova, ia mengendurkan pelukan, menatap lekat wajah Lova.

“Maksudmu?” Tanya Amber ragu.

Lova menatap ke arah lain beberapa detik, sebelum menyeringai ke arah Amber.

“Ada apa?” Tanya Amber merasa aneh.

Lova mengusap wajahnya. Menghilangkan jejak air mata yang sempat menggenang.

“Nothing.” Jawabnya singkat.

Lova beranjak ke kamar mandi.

***

Deandillo melirik saksama pada saudaranya yang sedang termenung di balkon kamar. Ia lantas mendekat. Perasaan bersalah menggerogoti jiwa Deandillo, ia merasa menjadi biang masalah kali ini.

I'm so sorry,”

Daneall menoleh, melirik dengan ekor mata. Melihat Deandillo berdiri gagah dengan kedua tangan di dalam kantong celana.

“Tidak seharusnya aku mengatakan hal seperti tadi,” Sesal Deandillo.

Daneall berbalik, menghadap Deandillo. “No, ini bukan salahmu. Aku saja yang terlalu kekanak-kanakan,”

SOLIVAGANT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang