26

1.4K 71 0
                                    

Udah vote kan??










Selamat membaca.
















****




Setelah pamit pada Lova tadi, Neall menuju ke lift namun belum sempat masuk ke dalam lift, ia berbalik dan kembali lagi ke apartemen. Ia memaksa Lova untuk ikut bersamanya, sedikit tidak tenang jika meninggalkan Lova sendiri apalagi mengingat jika Malvinoo akan sampai beberapa jam lagi.

Neall memarkirkan mobilnya di depan sebuah gedung yang memiliki puluhan lantai yang menjulang bersama gedung lainnya. Ia membuka sabuk pengaman yang melilit padanya, lalu menoleh pada gadis di sebelahnya yang sedang memainkan game dari ponsel.

Dengan spontan ia menarik benda kecil yang sedari tadi menjadi pusat perhatian Lova sejak keduanya masuk ke mobil, bahkan pembicaraan Neall tidak disahuti semestinya oleh Lova, gadis itu hanya mengangguk lalu sekali-kali menjawab dengan kata 'iya'.

“Ini kali terakhir kau mengabaikanku dengan benda sialan ini!” Ucap Neall tegas. Ia memasukkan benda itu ke dalam kantong jaketnya, biarkan saja seperti itu agar Lova jera.

Lova baru saja akan mengeluarkan protesnya namun gerakan Neall lebih dulu membungkam. Pria itu mendekat padanya melepas seatbelt pada tubuh Lova yang langsung menegangkan seluruh tubuh gadis itu.

“Aku akan bertemu dengan orang kepercayaanku, aku akan membahas beberapa hal bersamanya, kuharap kau tidak berulah.” Ujar Neall mewanti-wanti sementara Lova mengumpat dalam hati. Dikira ia bocah yang suka membuat ulah apa.

“Lalu? Aku harus duduk bengong seperti orang bodoh? Kembalikan ponselku!” Gadis itu menatap tajam pada Neall. Sekali-kali memasang wajah seperti ini memang menyenangkan, memangnya hanya Daneall saja yang bisa menatap dengan tajam?

“Akan kuberikan nanti.” Neall bergegas keluar dari mobil disusul Lova, gadis itu membanting pintu mobil dengan keras sebagai respon atas ucapan Neall.

“Jangan merusaknya, uangku mulai habis.” Neall berdiri menatap Lova yang kini berjalan lebih dulu, gadis itu tak menoleh sama sekalian hanya suara-suara gumaman tidak jelas yang ada.

Neall bergegas menyusul Lova, Ia menggandeng tangan Lova tanpa peduli dengan penolakan yang diberikan sang gadis. Mereka memasuki lift dan Neall segera menekan tombol sebelas di mana lantai yang mereka tuju.

Mereka memasuki sebuah ruangan dengan pintu berwarna putih. Seorang pria di dalam sana menyambut Neall hangat dengan tatapan penuh tanya akan keberadaan Lova.

“Kau tunggu di sana.” Neall menunjuk sebuah sofa di ujung ruangan dekat dengan kaca jendela. Ruangan itu sungguh luas sehingga jika duduk di ujung satunya maka tak dapat mendengar pembicaraan di satu sisi lain. Ia merogoh kantong jaketnya dan mengembalikan ponsel Lova, dengan cepat Lova merampas benda itu lalu bergegas ke tempat yang disuruh Neall, ia sama sekali tidak peduli dengan urusan Neall kali ini.

Neall mendudukkan diri di hadapan Maxime Allison yang berbatasan meja kerja pria itu, ia menyempatkan diri melirik pada gadisnya yang kembali sibuk dengan ponselnya serta kini telinga gadis itu telah tersumbat sesuatu yang mentransfer bunyi dari ponselnya ke gendang telinga. Ia segera mendengkus dengan gelengan.

“Dia—kekasihmu?” Tanya Maxime dengan sedikit ragu namun segera diangguki Neall membuat Maxime mengangguk diam. Maxime tampak menatap Lova dengan tatapan berbeda dalam beberapa saat tapi ia langsung menggeleng berkali-kali setelah itu.

“Seperti yang kukatakan tadi lewat telepon, aku menemukan siapa dia.” Ucap Maxime melaporkan.

Pria itu bekerja pada Daneall selama beberapa bulan terakhir ini, ia ditugaskan mencari segala informasi tentang kematian kedua orang tua Neall. Bulan pertama, ia tidak menemukan apapun hingga menjelang akhir bulan kedua pria itu mencoba memeriksa ruang kerja ayah Neall yang katanya tidak pernah Daneall masuki, di sana Maxime menemukan sebuah bukti yang langsung membuatnya mengarahkan semua pencariannya pada dua orang yang dijadikan tersangka olehnya. Dan kini, hari ini Maxime kembali menghubungi Neall bahwa ia telah menemukan siapa di antara dua orang  tersangka mereka yang menjadi dalang di balik kejadian memilukan itu.

SOLIVAGANT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang