3

8.4K 396 2
                                    

Suasana kampus baru Lova sungguh ramai. Apalagi dengan acara persiapan ulang tahun kampus yang akan diadakan malam ini, sudah pasti semua penghuni kampus akan bersiap-siap untuk malam nanti.

Lova berjalan di antara kerumunan orang di koridor menuju ke arah gedung besar di sebelah kiri. Gedung petinggi di kampusnya.

Setelah mencapai ruangan yang dimaksud, Lova menatap satu persatu orang yang ada di depan ruangan itu. Tampaknya mereka juga adalah murid pertukaran mahasiswa sama seperti dia.

Dengan canggung ia tersenyum ke arah mereka dan memilih duduk di bangku di depan ruangan itu.

"Hei apa kau orang Asia?" Tanya gadis di sebelahnya yang berponi.

"Hai, iya aku dari Asia." Ujar Lova dengan senyuman.

"Kenalkan aku Amber." Ujar gadis berponi itu sembari menyodorkan tangannya.

"Lova, senang berkenalan denganmu." Balas Lova menjabat tangan Amber.

"Kau dari mana?" Tanya Amber sekedar basa-basi. Gadis itu tampak tersenyum lebar.

"Aku dari apartemen." Jawab Lova polos.

"Ah maksudku negaramu" Amber membetulkan ucapannya lalu tersenyum canggung.

Lova ber-oh-ria. “Aku dari Indonesia. Kau sendiri?"

"Aku dari Filipina. Wah sedari dulu aku ingin sekali ke Indonesia." Ujar gadis berponi itu dengan wajah sumringah.

"Benarkah? kapan-kapan kau bisa ikut aku ke sana."

"Eh sudah giliran ku. Aku masuk dulu." Ujar Amber ketika namanya dipanggil dari dalam ruangan meninggalkan Lova yang menunduk menatap ponsel di tangannya.

***

Dua jam berlalu Lova baru saja keluar dari gerbang kampusnya. Keadaan sudah tak terlalu ramai namun tak satupun kendaraan umum yang lewat, hanya beberapa orang yang berlalu-lalang. Lova pun memutuskan untuk berjalan kaki lantaran jarak kampus ke apartemen tidak terlalu jauh.

Ia melewati beberapa kerumunan laki-laki yang mungkin adalah mahasiswa pula. Dengan perasaan tak tenang ia berjalan cepat tanpa menoleh ke arah lelaki-lelaki yang terus menatapnya. Telinganya sontak mendengar suara deruan kendaraan bermotor dari belakang, ia pun bergegas berlari dengan pikirin kalut. Sudah pasti para laki-laki itu mengejarnya.

"Naik!" Suara setengah membentak terdengar dari sisi kiri Lova. Ia tak menggubris malah mempercepat kakinya tanpa menoleh untuk melihat siapa di atas motor itu.

Hingga, Brukk!

Lova terjatuh dalam posisi yang menggenaskan. Lutut dan sikunya berdarah.

"Naiklah, akan kuantarkan kau pulang. Atau? Kau mau bersama mereka?" Suara berat pria itu kembali menyapa telinganya.

Perlahan Lova mengangkat kepala sembari menahan ringisan. Ia menatap dengan bola mata yang membulat seketika. Pria di hadapannya adalah pria yang sama. Pria ini adalah pria yang menolongnya kemarin malam. Pria ini adalah psikopat tampan yang kemarin berlalu-lalang di pikirannya.

"Cepatlah, atau mereka akan mengejar kita!" Ujarnya lagi tak sabaran.

"Aku akan pulang sendiri. Minggirlah!" Lova bangkit dengan tertatih melangkah lagi meninggalkan Neall dengan tatapan tak dapat diartikan.

"Dasar keras kepala." Gumam Neall pelan lalu mengikuti Lova dengan perlahan dari belakang.

Menyadari dirinya diikuti terus, Lova berhenti dan berbalik menghampiri Neall. Ia kesal dengan pria yang tak dikenalnya itu.

SOLIVAGANT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang