42

1.1K 76 5
                                    

Udah vote kan guys???

Tandai kalo ketemu typo yaa

Mulmed : Mas Daneall

Selamat membaca :)

***

Neall baru saja menyelesaikan tugasnya. Sosok pria berusia hampir setengah abad menjadi sasarannya kali ini, jam menunjukkan pukul satu dini hari saat ia telah selesai dari tugas itu.

Kini ia tengah melangkah dengan sedikit buru-buru di koridor rumah sakit, sebelumnya ia sempat membersihkan diri dan mengganti pakaiannya di apartemen.

"Aku butuh laporan," Ujarnya kepada para bodyguard yang sedang berjaga di depan ruang rawat Lova.

"Nona Velova sedang istirahat, seharian tidak ada yang masuk ke dalam selain seorang dokter dan seorang perawat yang ditugaskan memeriksa keadaan nona," Jelas si kepala botak.

"Identitasnya?" Tanya Daneall.

Sang kepala botak mengangguk sebelum membaca sesuatu di layar ponselnya.

"Emilia Cowlin, berusia tiga puluh satu tahun, dokter wanita yang sebelumnya menangani nona Velova, tinggal bersama kedua orang tuanya di kawasan Dream Garden, ia anak tunggal, memiliki tunangan yang tinggal di The Green Apartment. Lalu sang perawat, Annelise Laurent, dua puluh delapan tahun, ia juga yang sebelumnya ikut menangani keadaan nona Velova, orangtuanya berada di Bristol, ia tinggal berdua dengan adiknya di Paradise Apartment, adiknya dua puluh empat tahun bekerja sebagai barista di The Coffin Cafe."

Neall manggut-manggut, "Good job, thanks." Ujarnya lalu masuk ke dalam ruangan.

Ia meminta identitas lengkap sang dokter dan perawat bukan tanpa alasan, ia melakukan itu lantaran tidak ingin lengah, siapa saja bisa menyamar menjadi perawat dan masuk ke ruang Lova tanpa sepengetahuannya lalu membawa pergi gadis itu. Baru membayangkan kejadian itu saja membuat Neall ingin meledak marah.

Pria itu duduk dengan jarak kurang dari satu meter dari Velova. Ia mengamati raut gadis itu yang sedang terlelap. Wajah cantiknya tampak tidak berkurang meskipun sebuah penghalang besar dalam bentuk perban mengganggu keindahan rambutnya.

Daneall terpesona. Ah bukan. Daneall bahkan berkali-kali telah terpesona pada raut wajah itu. Garis wajahnya sungguh cerminan kata sempurna dalam kamus Neall. Potongan indah dari organ di wajah Lova tampak menjelma sebagai ciptaan paling mengagumkan yang pernah pria itu temui. Ia tak bisa mengakui keindahan dari sosok selain Lova, Lova adalah bentuk keindahan yang pernah tergambar di bayangan kepalanya.

Pria itu lantas mendengus dengan kuat. Satu masalah besar sedang ia hadapi. Dendam yang selama ini akan ia tuntaskan sudah menunjukkan jalan. Gadis di depannya adalah jalan keluar dari dendamnya.

Meskipun cintanya adalah kekuatan paling dahsyat yang mampu menghentikan dunianya, dia tidak akan menyerah sampai dendam itu tuntas.

Neall menggeleng. Ia tidak terima dengan pendapat otaknya. Jika otaknya mengatakan bahwa Lova adalah jalan keluar dari dendamnya, maka batinnya menolak itu, batinnya berkata bahwa Lova adalah cahaya yang menyinari gelapnya jalan. Ia tidak akan sampai pada ujung dendamnya jika tidak ada cahaya yang menuntun perjalanannya. Ia tidak mampu hidup tanpa cahaya. Daneall tidak mampu hidup tanpa Velova.

"Hei.. sudah kembali?" Suara serak Lova mengganggu imajinasinya. Ia mengangguk lalu tersenyum sambil mengusap telapak tangan Lova

"You good?"

"Iya aku baik-baik saja, aku tidak mungkin terluka di saat seperti ini, aku tidak ingin menambah beban untukmu,"

Lova menghangat mendengar penuturan Neall, gadis itu lantas tersenyum senang.

SOLIVAGANT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang