52

831 48 3
                                    

Udah vote kan gais???

Mulmed: Velova Arabella.

Nyempilin Poto Lova satu lagi.

Nyempilin Poto Lova satu lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca 🖤


***

Memasuki ruang VIP nomor dua, seorang pria dengan kisaran usia lima puluhan berdiri tegap dalam balutan setelan jas hitamnya, penampilannya tampak begitu sempurna untuk usianya. Dax menjabat tangan pria itu erat, memberi sinyal bahwa kekuatan mendominasi dimiliki oleh masing-masing di antara mereka, keduanya terlihat cukup akrab satu sama lain. Lova ikut tersenyum hangat lalu menjabat tangan pria paruh paya itu kemudian berlanjut pada asistennya.

"Selamat datang Mr.Vicenzo. Bagaimana dengan jamuan di hotel? Apa mereka melayani kalian dengan baik? Akan saya pecat jika ada yang mengecewakan kalian," Mr. Markus tersenyum di akhir ucapannya.

Lova membola. Oh ayolah Ia sungguh kagum dengan negara ini, lalu apa tadi katanya? Hotel mewah itu milik pria setengah abad ini? God! Jika Velova tergolong dalam perempuan-perempuan materialis maka dia sudah pasti akan menggebet pria tua ini. Namun sayangnya tidak, hati Lova beku pada Daneall. Entahlah, Lova sendiri tidak ingin tahu kelanjutannya.

"Tentu saja, Anda sungguh hebat merekrut pekerja di tempat mewah itu," Dax membalas senyum Mr. Markus.

Lova menggerutu dalam hati. Saling memuji memang tak pernah luput dari acara temu bisnis seperti ini.

"Lalu ini?" Mr. Markus melirik dengan sinar kekaguman pada Lova.

"Oh Saya hampir lupa. Kenalkan, Velova Arabella, sekretaris saya," Dax memperkenalkan Lova, dengan sigap gadis itu berdiri menyodorkan tangannya pada Mr. Markus lagi.

"Velova,"

Pria di samping Mr. Markus turut memperkenalkan diri sebagai asisten Mr. Markus, "Roland,"

Senyum tak luntur dari bibir Lova ketika acara perkenalan.

"Well, tapi kalian tampak tidak seperti bos dan sekretaris, lebih cocok menjadi sepasang kekasih. Atau jangan-jangan telah ada sesuatu di antara kalian?" Mr. Markus terkekeh.

"Kami—Saya dengan Mr. Vicenzo kakak beradik," Sahut Lova.

Dax dengan segera menatap tak suka pada Lova, selama ini ketika berbisnis tak pernah ada yang tahu jika Lova adalah adiknya, menurutnya jika partner bisnisnya mengetahui hubungan asli mereka maka semuanya akan berantakan, reputasinya akan hancur. Dax memang berniat memiliki Velova nanti, memperkenalkan pada semua kalangan bisnis bahwa Lova bukan hanya sekretarisnya namun juga miliknya, kekasihnya, bukan adiknya, bahkan Ia ingin menikahi gadis itu. Namun semua itu masih dalam rencananya, dan apa yang baru saja Lova ucapkan sungguh akan merusak rencananya dari awal jika Dax tak pandai memanipulasi.

"Maksudnya, dia sudah menganggap Saya seperti kakaknya, begitu juga sebaliknya. Saya rasa menjadi saudara bukan hal yang buruk," Dax terkekeh. Pria itu berhasil memperbaiki ucapan Lova. Tangan pria itu meremas jemari Lova di bawah meja, meninggalkan gurat bingung di wajah Lova.

SOLIVAGANT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang