10

4.8K 266 10
                                    

Udah vote kan?

















***












Siang yang cerah namun tak secerah wajah penghuni kampus siang ini. Semua orang terlihat begitu khawatir dengan raut wajah cemas. Seakan-akan suatu hal besar akan terjadi sebentar lagi.

Lova sedang terdiam di bangku depan kelasnya menunggu kedatangan Neall sembari menatap satu per satu wajah orang-orang yang berseliweran di hadapannya. Semuanya tampak memperlihatkan ekspresi wajah yang sama. Lova mengangkat bahunya acuh, ia tak peduli. Lagi pula ia sudah sering melihat wajah cemas dari mahasiswa di sana, terlebih saat Neall berada di sekitarnya.

Kampus yang aneh. Lova merasa menyesal telah nekat mengambil kegiatan pertukaran pelajar ke kampus ini. Semestinya ia berada di Indonesia saat ini, bersenang-senang dengan teman-temannya, bukan berada di sini dan bertemu dengan orang-orang tak waras.

Semenjak sampai di sini, hal yang Lova dapatkan hanyalah hal-hal menyebalkan dan aneh, mulai dari bertemu Justin, lalu ia harus bertemu Neall dan kini dikekang oleh Neall, hingga mahasiswa aneh yang selalu menampakkan wajah cemas hampir setiap kali bertemu dengannya. Mengenyahkan segala pikiran tentang itu, kini Lova memilih untuk berjalan ke arah kantin. Ia lapar sekarang, masa bodoh dengan Neall yang nanti akan protes atau berkomentar ini itu.

Lova terkesiap kala mendengar suara keributan. Ia berbelok arah dan mendekat ke arah tangga, menatap dari atas apa sebenarnya yang mungkin terjadi di bawah sana.

Matanya menangkap jelas orang-orang yang ramai berkumpul di sana. Tampak yang lebih menonjol dari penglihatan Lova adalah segerombolan orang yang mengenakan jaket berwarna hitam. Sepertinya terjadi sesuatu.

“Hei tunggu sebentar.” Ujar Lova mengehentikan seorang lelaki yang berambut pirang, sepertinya ia dari arah bawah dan terburu-buru.

“Apa yang terjadi di sana?” Tanya Lova sembari tangannya menunjuk ke arah gerombolan orang di bawah sana.

“Kau tidak tahu mereka? Mereka itu Sparrow. Mereka tadi hampir merusak gerbang jika saja petugas keamanan tak membukanya.”

Lova mengerutkan keningnya, ia seperti tidak asing dengan kata Sparrow, bukankah Sparrow adalah gambar burung yang ada di leher  dan telapak tangan Neall?

“Hah? Sparrow? Lalu kenapa petugas keamanan malah membuka gerbang untuk mereka? Kenapa tidak melapor pada polisi?”

Terlihat lelaki itu menghela napas berat. “Kau pasti tidak tahu mereka. Sudahlah aku harus mencari seseorang agar mereka tidak mengacau.” Ujar pria itu kesal. Lalu dengan kelabakan ia berlalu ke kantin meninggalkan Lova.

Lova sekali lagi tak peduli, ia malah kembali meneruskan langkahnya ke kantin.

“Hei tunggu! Kau Velova kan?” Teriakan dari belakang Lova langsung menghentikan langkahnya. Ia menoleh mendapati seorang perempuan di sana.

“Kau? Kau yang dari Filipina itu kan? Ah ya namamu Amber.”

“Ya aku Amber, kau harus segera ke bawah mereka menunggumu” Ujar Amber, Lova seakan paham akan apa yang diucapkan Amber. Pasti yang dimaksud 'mereka' oleh amber adalah para gerombolan berjaket hitam itu.

“Untuk apa? Aku takut sama orang-orang berjaket hitam itu.” Jawab Lova. Ya memang benar ia takut jika orang-orang itu melukainya, instingnya saja sudah mengatakan bahwa mereka orang jahat. Mana ada gerombolan sepeti itu yang baik hati.

“Mereka mencarimu! Cepatlah ke bawah atau mereka akan mengacau.” Jelas gadis Filipina itu dengan gusar.

“Huh..huh—Astaga ternyata kau yang bernama Velova.” Belum selesai dengan Amber, kini satu lagi helaan napas terdengar dari belakang Lova. Rupanya pria yang tadi.

SOLIVAGANT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang