12

3.1K 210 3
                                    

Mohon maaf, aku emang bucin banget sama mas nya. Wajahnya ganteng gak ngotak jadi terus ku taruh di mulmed. Jangan bosan liat mukanya ya..

***













Udah vote kan tadi?













Terimakasih :)




















***

Gadis itu mendumel di atas ranjangnya, ia baru saja diputuskan. Maksudnya, panggilan teleponnya diputuskan sepihak.

Lova memandang jengkel pada layar ponselnya yang tertera sebuah kontak tanpa huruf di sana, hanya satu simbol yang ada di sana, tanpa nama. Simbol yang menyatakan tentang sebuah perasaan, simbol cinta.

Jangan menduga jika simbol itu adalah ulah Lova, karena pada kenyataannya memang bukan Lova yang melakukan hal seperti itu, simbol itu ada di sana karena ulah Daneall.

Awalnya Lova menolak ketika Neall menyimpan kontaknya dengan simbol itu, namun bukan Daneall namanya jika keinginannya tidak tercapai.

Sedang asiknya mendumel perut Lova memanggil untuk segera diisi makanan. Ia berdiri tertatih berjalan keluar kamar menuju ke arah dapur ampartmen. Keadaan yang telah mencapai tengah malam membuat Lova merasa sepi karena Bella yang telah tidur.

Lova memeriksa seluruh sudut dapur untuk menemukan makanan namun sialnya hanya dua potong roti lumayan besar yang tersisa. Tak ingin kerepotan, Lova memilih memakan roti itu.

Suara bel berbunyi membuyarkan Lova yang kini sedang bersandar kekenyangan setelah memakan roti, ia bangkit berjalan ke arah pintu, lalu menarik handle pintu.

"Hai."

Lova tanpa sadar tersenyum saat membuka pintu mendapati keberadaan Neall di sana. Hatinya seketika menghangat saat melihat wajah damai milik Neall. Pria di hadapannya rupanya telah mengambil peranan yang penting di hidupnya kini.

"Boleh aku masuk?" Tanya Neall yang terkesan sopan, jangan lupakan senyum yang tak luntur dari bibirnya.

Lova mengangkat alisnya, senyumnya memudar sejenak lalu terbit kembali. Neall semakin aneh kelakuannya. Tak seperti biasanya, kali ini pria bernama Daneall Xademon itu lebih sopan dengan meminta izin terlebih dahulu.

"Ya silahkan." Ujar Lova mempersilahkan Neall.

Keduanya berjalan beriringan menuju ke arah sofa. Neall berhenti saat mereka mencapai sisi sofa.

"Boleh aku duduk?" Tanya Neall yang langsung dibungkam suara tawa Lova. Persetan dengan Bella yang akan merasa terganggu dengan tawa Lova, atau mungkin tetangga mereka yang terganggu.

"Ada yang aneh? Kenapa kamu tertawa?"

Lova menggeleng dengan tangan yang mengusap tetes air yang menetes dari matanya saking ia terlalu berlebihan untuk tertawa.

"Lalu kenapa kamu tertawa? Apa wajahku berubah jadi badut?" Lova menyahuti dengan tawa yang semakin keras membuat Neall mendengus kesal.

Akhirnya Lova terpaksa meredakan tawanya walaupun masih ingin, "Aku hanya merasa lucu, biasanya kamu tidak pernah meminta izin terlebih dahulu, itu saja." Jelas Lova.

Neall berdecak tanpa minat. "Ingin kuceritakan tentang apa?" Tanya Neall mengingat tujuannya ke sini, ya walaupun diakui tujuan utamanya bukan itu, melainkan ia sendiri ingin bertemu dengan gadis di depannya.

"Jadi kamu ke sini hanya untuk bercerita?"

"Ya seperti apa yang kamu minta."

Lova menganga, ia tidak percaya namun harus percaya ucapan Neall barusan, pria itu rela berkunjung ke tempatnya tengah malam hanya untuk bercerita.

SOLIVAGANT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang