Hati-hati di sini banyak typo.
Sudah vote kan???
***
Dingin malam semakin menikam ketika hujan yang tiba-tiba lebat mengguyur segala isi kota. Keadaan menjadi mencekam dan terkesan menusuk tajam kala guntur bersahut-sahutan menggelegar memenuhi setiap penjuru.
Di dalam gedung tua yang beberapa bagiannya telah sangat memudar nampak dua orang di sana.
Daneall Xademon di sana sedang melakukan pekerjaannya. Kali ini ia ditugaskan untuk menghabiskan paksa nyawa seorang gadis cantik yang mungkin seusia Velova. Gadis dengan dress biru tua di tubuhnya itu meringkuk di lantai berdebu tanpa sadarkan diri. Dia adalah kekasihnya anak sulung seorang konglomerat yang lumayan terkenal di kota ini.
Hanya karena berbeda kasta, orang tua kekasihnya dengan keji membayar pembunuh bayaran untuk membunuh gadis itu.
Neall menaikkan kedua alis matanya menatap pada pisau yang kini ia genggam kemudian menatap miris pada gadis itu. Tidak ada rasa kasihan yang terbersit, ia hanya perlu membunuh gadis itu dan membereskan pekerjaannya secepat mungkin. Setelah itu ia harus mengunjungi Lova.
Ah mengingat Lova Neall menarik sudut bibirnya tersenyum bodoh.
“Aarrgghh..”
Neall menyorot gadis itu yang rupanya telah sadar kembali. Ia menyeringai lebar menandakan bahwa malaikat maut sedang on the way ke tempat mereka berdua kini.
“Hei, sudah sadar rupanya. Bersiaplah untuk menyambut malaikat maut mu.”
Gadis itu memegang kepalanya yang terasa berdenyut. Ia tidak ingat bagaimana dirinya bisa berada di sini. Yang ia ingat terakhir kali adalah ketika ia sedang menunggu kekasihnya di taman setelah mendapat pesan dari nomor tanpa nama yang mengatasnamakan sang kekasih.
Katakan bahwa gadis manis ini bodoh. Mudah mempercayai segala sesuatu yang tak dikenalnya.
“Kenalkan aku Daneall Xademon, aku disini mewakili tugas malaikat maut bagimu, ia agak terlambat, sehingga ia mewakilkan tugasnya padaku.”
“Biarkan aku pergi.” Ujar gadis itu lirih. Keadaannya yang tak bertenaga sungguh menyedihkan.
“Akan aku antarkan jika kau ingin pergi, tapi pergi ke alam lain tentunya.” Neall menatap pisaunya dengan mata berkilat-kilat.
“Apa maksudmu?”
“Ck gadis bodoh. Katanya kau seorang mahasiswi yang cerdas, kenapa ucapanku saja tidak bisa kau pahami?”
“Pergi kau!” Kali ini gadis berambut pirang itu sedikit mengeraskan suaranya. Ia mencoba bangkit perlahan.
“Aku akan pergi, siapa juga yang ingin tetap di sini.” Sinis Neall.
“Apa mau mu!” Bentak gadis itu yang telah berdiri walau dengan kaki yang lemas.
“Menbunuhmu tentu saja.” Balas Neall menunjukkan smirknya.
Gadis itu tentu saja merasa ketakutan ketika Neall semakin mendekat dan mengangkat pisaunya ke arah pipi gadis itu.
“Aarrggghhh!!”
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLIVAGANT (END)
Teen FictionIni cerita tentang seorang pembunuh bayaran dengan sejuta kisah kelam serta kehidupan gelapnya yang jatuh cinta dengan gadis pertukaran pelajar. Awal pertemuan sungguh tak terduga, hingga akhirnya ia memutuskan untuk memiliki gadis itu setelah perte...