43. Rista

10K 1.3K 340
                                    

Part ini tentang flashback dari Rista. Gak terlalu panjang soalnya untuk versi full cerita Zico, Rista, Elena, Rey udah ada lapaknya sendiri, lebih lengkap di situ.

Part ini menjelaskan tentang:
- Perasaan Rista
- Kematian Rista
- Zico & Elena awal jadian
- Putusnya Rey & Elena
- Sadboy-nya Araka

***

"Elena, boleh aku tanya sesuatu?"

Elena menoleh sekilas, kemudian bergumam singkat. Membalik majalah yang ada di pangkuannya, memfokuskan diri pada tampilan gaya berpakaian di tahun itu.

Rista menunduk, menahan senyuman merona yang menghiasi wajahnya sebelum ia mulai berkata. "Em, kalau boleh tau ... sejak kapan kamu kenal sama Zico?"

Tangan Elena berhenti membalik majalahnya, melirik adiknya dengan tatapan menyelidik. "Kenapa lo nanya gitu?"

"Gak pa-pa, cuma nanya doang." Rista menyengir manis. "Jadi?"

Elena semula menghela, meletakkan majalahnya di atas meja. Mengambil cangkir teh dan menikmatinya sembari menaikkan satu kakinya di atas sofa. "Belum lama. Gue sering ketemu dia di club, gak sekali doang dia nganterin gue pulang waktu gue lagi mabuk. Ditambah lagi dia ketua Cyber, tim mana yang gak kenal dia?"

"Menurut kamu orangnya gimana?"

"Lumayan baik, cuman agak kurang ajar dan ... keknya berbahaya."

Rista manggut-manggut paham. Ia menautkan jari-jarinya dengan gelisah, menatap kakaknya sedikit ragu. "Em ... Elena."

"Hm?" Elena mengangkat kedua alisnya, menyesap tehnya perlahan.

"Keknya, aku suka sama dia, deh."

Elena tersedak hebat, cairan teh tiba-tiba berubah menjadi gumpalan batu di tenggorokannya. Dengan cekatan Rista membantu menepuk punggungnya, memberi usapan agar batuk Elena segera mereda. Namun, bukannya ucapan terima kasih, Rista justru mendapat tatapan tajam dari kakaknya.

"Lo jangan gila! Zico bagian dari Cyber, dia musuh kita. Lo gak boleh naruh perasaan apapun ke dia!" Elena menentang kuat, tak habis pikir oleh pernyataan adiknya.

Tak ingin disalahkan, Rista berdiri dari duduknya karena tidak terima. "Tiap malem kamu pergi ke club, kamu selalu pulang dianterin Zico dalam keadaan mabuk. Kalau kamu bisa sedekat itu sama dia, kenapa aku gak boleh?! Kamu gak punya hak apapun buat ngelarang aku!"

Elena geram, dia ikut berdiri. "Urusan gue sama Zico lo gak perlu tau. Gue gak akan biarin lo punya hubungan apapun sama Zico."

Rista berdecih. "Kenapa? Kar'na kamu juga naruh perasaan ke dia, iya? Kamu itu harusnya sadar, kamu udah punya Rey. Harusnya kamu gak egois kayak gini. Lagipula kalau aku suka sama Zico apa ruginya buat Varrios? Aku janji gak bakal memihak siapapun meskipun nanti Zico jadi pacar aku."

Elena menghela panjang, terkadang ia lelah berbicara pada adiknya sendiri. Rista terlalu keras kepala, ia susah diberi penjelasan. Sifatnya yang kekanakan bersembunyi dengan baik di balik tampangnya yang terlihat lugu dan penurut.

"Rista," Elena memanggilnya dengan nada rendah. Setelah berhasil meredam emosinya. "Gue khawatir sama lo, Zico bukan orang baik yang bisa dipercaya. Lo gak boleh terlalu akrab sama dia apalagi sampai punya hubungan khusus. Mama sama Papa udah gak peduli lagi sama kita, kita cuma tinggal berdua di rumah ini setelah mereka pisah. Udah tugas gue sebagai kakak buat jagain lo. Tolong, turutin apa yang gue mau, ini juga demi kebaikan lo sendiri."

MY STARBOY ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang