"Ngapain lo ke sini sore-sore? Mon maap kita lagi gak nerima peminta sumbangan."
Elena, gadis di depannya menaikkan sudut bibirnya geli. Melipat tangannya di depan dada, menilai Araka dari atas sampai bawah dengan tatapan angkuh. "Lo masih sehumoris dulu ya, Ar. Gak berubah sama sekali."
Araka memasang ekspresi tercekik. "Emang gue ada gejala cowok bosen apa?"
Theo di belakangnya mengernyit. "Maksudnya?"
"Tiba-tiba berubah."
"Bercanda lo gak tepat waktu, tai ayam!" Juna menyentil telinganya. Meminta Araka tidak bercanda di situasi seperti ini.
Apalagi setelah menyadari perubahan ekspresi dari wajah Elena. Makin membuat mereka merasa was-was, takut jika sewaktu-waktu Elena memerintahkan gerombolan Cyber di belakangnya untuk menyerang markas.
Memang jumlah mereka tidak kalah banyak. Tapi mereka sangat yakin, Cyber pasti akan melakukan kecurangan saat menyerang, seperti diam-diam memakai senjata.
Saat ini, separuh dari anggota Varrios berdiri di depan markas. Menghadang personil Cyber yang datang tiba-tiba. Dikomandoi oleh Elena yang berdiri di depan mereka, memakai jaket baseball berwarna navy and white dengan lambang kebanggaan Cyber di dadanya.
"Rey, did you miss me? (lo kangen gak sama gue?)" Elena memainkan ujung rambutnya. Menatap Rey dengan mata menggoda. Dibalas lirikan malas oleh pemuda itu. Elena tertawa cantik. "Lo masih sedingin dulu juga."
"Kalau lo ke sini kar'na gak ada urusan, mending angkat kaki."
Elena menoleh saat Hanny bersuara. "Lo jadi makin angkuh aja, ya, sekarang. Lupa? Sekarang lo bisa dudukin jabatan lo itu kar'na gue yang keluar dari sini."
Hanny berdecih, menatap penuh kebencian pada mantan sahabatnya itu.
"Gue denger ... ada yang baru nikah kemarin." Elena berkata sambil menyeringai lebar. Menukikkan matanya, memberi kesan seksi di wajahnya. "Lo jahat, deh, Ar. Masa lo gak ngundang gue ke pernikahan lo?"
"Buat apa?" Araka dengan cepat menjawab, sedikit sewot sebenarnya. "Maaf, jangan tersinggung. Tapi buruh cuci piring di rumah gue udah penuh, jadi gak nerima lowongan lagi."
Para Varrios tertawa. Juna yang ikut terhibur karenanya pun mengajaknya bertosria. Kini berkat anak itu suasana di depan markas tidak setegang tadi.
Elena menatap kerumunan di depannya dengan wajah datar sambil mengertatkan giginya. Berusaha meredam emosi dengan menarik napas lebih panjang. "Gue penasaran, siapa cewek yang sialnya jadi istri lo? Gue pengen ketemu."
"Ngapain? Gue aja pengen muntah liat muka lo. Apalagi Bebeb, kalau istri gue sampai kejang-kejang gimana?"
Gelak tawa kelakar terdengar lagi. Kali ini lebih keras dari yang tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY STARBOY ✓
RomanceVarrios, tim yang berdiri sejak tiga tahun yang lalu. Kini diambil alih kepemimpinannya oleh Araka. Sebuah tragedi menyeret semua personil mereka. Satu-persatu ... dengan segala ancaman dan misteri. Pengkhianat yang berkedok teman, dan musuh yang me...