46. Lovely Enemy

12.6K 1.8K 1.9K
                                    

Attention: Banyak capslock

***

Sebuah sepatu melayang.

Penyebabnya adalah seorang pemuda yang berdiri di atas sofa dengan wajahnya yang memerah kesal. Padam habis nyaris seperti cabai.

Ia tidak percaya, karena kelalaiannya sendiri malah berujung fatal sampai seburuk ini. Mengakibatkan sederet pesan berisi kata-kata menyakitkan muncul di ponselnya pagi tadi. Yang membuatnya menampar dirinya sendiri karena tak percaya.

Bebeb Gue 'Nyonya Macan':
Kemarin Rista, sekarang Hanny.
Aku yang ke berapa, Ar?

Karena pesan itu Araka kacau bukan main. Apalagi setelah melihat penyebab Ranaya mengirimkannya pesan itu sebelum nomornya diblokir. Matanya melebar nyaris melompat dari tempatnya, mendapati dari ponselnya sendiri dua buah foto 'ehem' dikirimkan ke nomor istrinya.

Niat hati ingin menghubungi Ranaya dengan nomor baru, karena dengan nomornya yang lama sudah pasti gadis itu tidak akan menjawab panggilannya. Araka sudah hapal betul. Tak cuma sekali nomornya diblokir sang istri. Jika Ranaya sedang marah semua hal dijadikan perkara. Mulai dari Araka yang tidak boleh menyentuh perutnya, atau berakhir tidur di rumah Juna.

Sekarang malah kebalikannya.

Araka tahu Ranaya sedang menginap di rumah sahabatnya, namun ia tak berani menyusul. Keadaannya sedang serba kacau, ditambah lagi Ranaya yang terlihat berusaha menahan diri agar tidak semakin tertekan. Araka harus selalu ingat istrinya mudah stres. Kehadiran dirinya justru akan semakin memperburuk suasana hati sang istri.

Karena itu, Araka mengalah.

Tapi setidaknya Araka ingin mendengar suaranya saat mengomel. Ia meminta pada anak buahnya untuk membelikannya SIM card baru, berniat menghubungi Ranaya dengan nomor itu pasti tidak akan ketahuan. Niatnya seperti itu, sejauh yang ia rencanakan lumayan berjalan baik.

Namun semuanya berantakan saat Araka mendapati kulkas kecil di kamar markasnya menyimpan dua botol minuman keras. Seolah botol itu melambaikan tangannya mendayu-dayu. Karena terbawa rayuan setan yang begitu manis di telinga, juga masalah yang tak kunjung selesai dihadapinya. Araka menenggak kedua minuman itu hingga kandas.

Lalu, ia tidak ingat apapun.

Sampai pada puncaknya pagi ini. Dari nomor yang baru ia beli, juga aplikasi pesan yang baru ia daftarkan dengan kontak hanya satu yaitu istrinya. Rasanya semua usaha Araka percuma saja.

Masalah ini malah semakin parah.

Dalam foto itu, tampak jelas dirinya sedang berciuman panas dengan Hanny. Bagaimana bisa perempuan itu ada di kamarnya malam tadi? Parahnya lagi, dalam galeri ponselnya ada sebuah video berisi dirinya. Dengan tangan gemetar hebat Araka menyaksikan video itu, syukurlah tidak terjadi hal yang lebih jauh setelah ciuman itu karena Rey datang dan melayangkan tinjunya. Hingga membuat Araka pingsan dan baru tersadar beberapa saat yang lalu.

Kini, pemuda dengan mata yang memerah seram itu sedang menatap tajam. Mengunci sasarannya yang juga terlihat sama kesalnya. Melipat tangannya di depan dengan mata yang menatap Araka lurus-lurus.

"Kenapa, sih, harus lo yang nyium gue?! Kenapa gak orang lain aja? Yang berkualitas dikit setidaknya sebelas-duabelas sama Bebeb, kek!" Araka masih tidak terima. Menganggap dirinya adalah korban pelecehan perempuan itu.

Karenanya, setelah menonton video yang berisikan dirinya sendiri Araka harus menyikat bibirnya berkali-kali sampai berdarah. Merasa kurang, ia sampai mengoleskan tanah kering agar bibirnya benar-benar bersih. Setidaknya jejaknya harus hilang.

MY STARBOY ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang