"Ck, kalau jalan liat-liat, dong! Lo punya mata gak, sih?!"
"Yaelah, Mbak, sensian bener. Jalanan di sini masih lebar kali, jadi jangan merasa sok berkuasa!"
Mendengar ucapan sarkastik itu, Ranaya mendelik tajam pada seorang pemuda yang meninggikan suara di depannya. Tidak tahu sopan santun, pikir Ranaya kesal. Dia baru saja menabrak bahunya lumayan kuat tanpa mengucapkan kata maaf sekalipun.
"Lo ngomong apa tadi?" Ranaya yang dibuat geram mendesis.
Tetapi, pemuda itu seolah tak peduli pada gertakan di bibir Ranaya, ia malah berdecih enteng sambil bersilang dada. Menatap Ranaya remeh.
"Mbak budek, ya?"
"Lo—"
"Eh, eh, Babe! Stop!"
Araka datang di waktu yang tepat, mencegah Ranaya yang hendak melayangkan tangannya ke wajah pemuda asing itu.
"Sabar, Babe, sabar ...," ucap Araka seraya mengusap lengan istrinya, "inget, 'kan? Kalau kamu sabar nanti disayang aku."
Dengan gerakan kilat Ranaya meliriknya tajam, membuat Araka langsung pasang gigi tiga jari. Ranaya menggeser pandangannya ke pemuda tanpa nama di depannya lagi, dia tengah memakai jaket Varrios yang berwarna hitam, artinya dia juga anggota.
Ranaya mengernyit, sebelumnya ia bahkan tak pernah melihatnya berkeliaran di markas ini.
"Lo anak baru di Varrios, 'kan? Lain kali jaga sikap lo sama gue," peringatnya kemudian.
Sederet kata bernada rendah itu menjadi salam penutup dari Ranaya. Ia bergegas pergi meninggalkan Araka dan seorang pemuda yang masih bertahan di ambang pintu markas sana, menemui komplotan Hanny yang sedang bercengkrama di sofa ruang tengah.
"Lo dicariin dari tadi ternyata malah di sini."
Theo datang dari dalam markas, merangkul pemuda yang sebelumnya sempat berdebat dengan Ranaya.
Araka yang bingung melihat keakraban mereka pun bertanya. "Dia siapa, Yo?"
"Lha, lo lupa apa gimana, sih? Lo sendiri yang minta dia dateng ke sini kemaren, eh, sekarang malah pikun. Kebanyakan nyemilin pantat ayam, sih, lo. Makanya tua duluan," decak Theo kesal. "Dia Rasen, leader tim sebelah yang udah setuju bergabung sama Varrios."
Setelah dijelaskan, barulah Araka mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. "Emang geng lo punya masalah apa sama Cyber?"
"Beberapa komplotan mereka pernah ngeroyok temen gue. Kar'na gue denger ternyata Varrios sama Gardion punya musuh yang sama, jadi gue sama tim setuju buat bergabung sama kalian," jawab Rasen dengan lugas.
"Yap! Dengan begitu, sekarang Varrios bisa nguasain daerah utara juga." Theo menambahkan. "Lo tau, Rasen ini penguasa di sana. Bisa diandelinlah, Rey tadi juga bilang gitu."
Araka nampak terkesan dengan paparan dari Theo. Ia mengangkat alisnya menilai Rasen dari atas sampai bawah. Araka rasa ....
'Masih gantengan gue. Aman, aman,' batinnya mengusap dagu berlagak sombong.
Masalahnya, tampang Rasen cukup mendukung, jadi Araka harus mengantisipasi lebih dulu agar istrinya tidak tertarik dengan brondong ini.
"Btw, cewek tadi siapa?" tanya Rasen. Melirik Ranaya yang nampak asik mengobrol dengan para perempuan anggota Varrios yang lain. Dibarengi tawa renyah yang terdengar sampai luar.
"She's mine, (Dia punya gue,)" jawab Araka dengan senyuman penuh bangga.
"Em ... cewek lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY STARBOY ✓
RomanceVarrios, tim yang berdiri sejak tiga tahun yang lalu. Kini diambil alih kepemimpinannya oleh Araka. Sebuah tragedi menyeret semua personil mereka. Satu-persatu ... dengan segala ancaman dan misteri. Pengkhianat yang berkedok teman, dan musuh yang me...