16. B for 'Babe'

30.9K 2.4K 140
                                    

"Ck, Ar!"

Ranaya memekik saat sebuah bantal menghantam wajahnya. Ia yang tengah berbaring santai di atas tempat tidur itu menatap kesal ke arah Araka yang berdiri di ambang pintu.

Dengan memakai piyama motif baby lion-nya Araka balas menatapnya marah, wajahnya tertekuk masam ditemani bibir cemberut. Ia nampak kesal pada Ranaya hingga tega melempar istrinya sendiri dengan bantal.

"Gue marah sama lo!" katanya.

Ranaya mengernyit. "Marah? Marah kenapa, sih?"

"Pokoknya gue marah! Kenapa, sih, lo gak pernah nurut sama gue?" Araka mengomel sambil berkacak pinggang. "Udah gue bilang jangan senyum lebar-lebar di depan para tamu. Malah tambah dilebarin senyumnya. Gue, 'kan, jadi iri. Lo senyum ke gue aja boro-boro!"

Sudut bibir Ranaya naik sebelah. Mengerjap bingung untuk mencerna topik perdebatan ini. "Lo aneh!"

Ranaya memilih mengacuhkan Araka, memfokuskan diri pada video mukbang di ponselnya. Baginya suara ASMR di sana lebih menarik daripada omelan suaminya.

"Babe, lo dengerin gue gak, sih?!"

Ranaya diam sok cuek.

Araka menghentakkan kakinya kesal, merasa dianggurin. Ia merangkak naik ke kasur. Mendekati Ranaya dan merebahkan kepalanya di perut sang istri, memeluk pinggangnya seperti guling besar. Ikut memperhatikan apa yang ditonton Ranaya dari ponsel yang diletakkan di atas pahanya dengan posisi lutut yang ditekuk itu.

Ranaya menggeleng samar saat sebuah kepala tiba-tiba menempel di perutnya. Araka ini, dia manja sudah memang bawaan lahir atau dengan dirinya saja? Ranaya baru menikah pagi tadi, tapi ia sudah merasa seperti momong anak karena sifat suaminya ini.

"Ngapain, sih, cuma ngeliatin orang makan begitu? Mending liat snapgram gue hari ini. Lumayan bisa cuci mata." Araka menceletuk membanggakan dirinya sendiri.

"Gue gak tau kalau lo buat snapgram."

Araka mendongak, menatap Ranaya sambil mencebik. "Jahat, suami sendiri gak di-follow."

"Gue lupa kalau sekarang udah punya suami."

"Cie ... yang baru manggil gue suami."

Ranaya langsung menatapnya sinis.

Araka malah terkekeh manis. Ia mencium perut sang istri yang terpampang karena kaos yang tersingkap. Merebahkan kepalanya lagi dengan manja. Mengikuti Ranaya menonton video itu walau sebenarnya Araka tidak terlalu suka.

Masalahnya, dia tidak suka seafood. Baginya seafood itu menggelikan, orang yang memakan seafood lebih menggelikan lagi. Membayangkan orang dalam video itu adalah dirinya, rasanya Araka ingin muntah.

"Gurita, 'kan, juga berhak hidup bebas. Kok, malah dimakan? Kasian itu kepalanya digigit sampai pecah." Dia berkomentar.

Ranaya menunduk, menatap pemilik gumpalan rambut di atas perutnya. "Diem aja kalau mau ikut nonton, gak usah bawel."

"Cuma komen. Masa gak boleh?"

Araka mencari tangan Ranaya yang menganggur, meletakkannya di atas kepalanya. Menekan-nekannya sedikit supaya Ranaya mengerti jika Araka ingin dipijit. Tidak susah untuk memberi kode pada istrinya. Buktinya kini sebuah pijatan lembut di kepalanya sudah Araka dapatkan.

MY STARBOY ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang