35. Comeback?

11.2K 1.3K 787
                                    

"Kesalahan pertama, mukul sesama anggota tanpa sebab. Kesalahan kedua, berbuat kekerasan sama anggota cewek secara sengaja. Kesalahan ketiga, keluar dari Varrios tanpa kompromi. Kesalahan keempat ...."

"Absen terooos! Sampai mampus!"

"Sssst!" Juna melempar tisu yang ia gulung pada Araka. Memperingati anak itu untuk tidak memotong saat Rey membacakan kesalahan-kesalahannya.

Sore ini, Araka sedang menjalani sidang kecil-kecilan di ruangan Juna bersama beberapa anggota Varrios lain yang turut menyaksikannya. Sekitar terdiri dari 10 orang.

"... buang jaket leader Varrios di depan anggota, itu bisa dianggap penghinaan." Rey melanjutkan. Menutup buku agendanya, berdiri di depan Araka dengan tatapan dingin.

"Ya udah, kalau gitu gue dikeluarin aja," jawab Araka dengan santainya. "Gue sama sekali gak keberatan, kok. Lagipula gue juga capek berurusan sama kalian."

Rey tersenyum miring. "Lo pikir semudah itu? Masa jabatan lo 2/5 tahun, sementara lo baru menjabat 1/5 tahun. Kalau lo gak mau menetap di Varrios sebagai ketua selama 1 tahun lagi, lo pasti paham apa yang bakal kita lakuin selama 1 tahun ke depan sama lo."

Melihat senyum remeh itu, tangan Araka gatal ingin mencekik leher Rey sampai mati. Ia berdecak kuat-kuat, entah mengapa kini semua anggota Varrios terasa menyebalkan baginya.

"Sejak lo jadi pemimpin, Varrios bukan tim yang terkenal hobi cari masalah lagi. Itu progres yang cukup baik mengingat apa visi-misi kita. Tim ini dibuat untuk melindungi setiap anggotanya, tugas kita juga melindungi mereka yang menjadi korban. Kita bertanggung jawab pada setiap anggota, merangkul mereka supaya mereka punya cangkup pertemanan yang baik ...

... Tapi kalau ketuanya berbuat semena-mena kayak lo, jangan salahin kita juga yang bisa berbuat anarkis. Di sini kita semua adil, gak mandang ketua atau siapa. Bersalah? Tetap dihukum. Kita masih biarin lo bertingkah kayak psiko yang emang udah jadi kebiasaan buruk lo. Tapi, kita gak akan tinggal diam biarin lo keluar dari Varrios karena masalah pribadi. Gue harap lo bisa bedain mana urusan privasi sama tim."

"Terus gue harus apa, Rey yang bijak?"

Rey tahu kalimat itu sebagai pertanda Araka menyerah. "Lo bakal diterima lagi kalau bersedia meminta maaf sama orang yang lo hajar, termasuk Celia." Rey melirik adiknya yang bersembunyi di belakang punggungnya.

Araka mengernyit jijik. "Kalau buat minta maaf sama Cece' gue gak masalah, tapi gue gak bakal minta maaf sama lo. Lo nyebelin, Rey. Kaki gue patah jadi gak bisa gendong Bebeb lagi."

Rey bergidik bahu. "Gak masalah. Ke Celia aja udah cukup." Kemudian Rey menarik tangan Celia yang mencengkram jaket Varriosnya. Menyuruh ia untuk berdiri di depan Araka.

"Kakak ...." rengek Celia menggeleng takut.

"Gak pa-pa, nanti kalau Araka macem-macem Kakak hajar lagi. Kalau kemarin kaki kirinya, nanti ginjal kirinya Kakak injek."

"Woy!"

Araka misuh-misuh. Tidak terima dengan perundingan sepihak itu.

Celia masih nampak ragu, ia menautkan jari-jari mungilnya dengan gelisah. Menatap Araka dengan takut sambil berdiri di belakang kakaknya.

"Buru." Rey memberi kode untuk Araka memulai.

Araka mendengkus panjang mulanya. "Cece', gue minta maaf, ya, yang kemarin sengaja ... eh! Maksud gue gak sengaja," ucap Araka terlihat tidak ikhlas saat mengucapkan itu.

MY STARBOY ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang