Entah sudah berapa kali Ranaya berencana untuk kabur dari situasi ini. Dalam kecanggungan yang menyelimuti kamar hotel bintang lima yang dihuninya. Suasana yang teramat mencekam begitu menyiksa Ranaya dalam beberapa menit terakhir.
Apalagi, tatapan lekat dari pemuda yang berada satu atap dengannya seakan ingin menguliti Ranaya hidup-hidup. Ia harus siap siaga jika Araka akan menerkamnya kapan saja.
Pemuda yang duduk di sofa dekat tempat tidur itu asik menghisap sebatang rokok seraya memperhatikan dirinya. Seakan Ranaya adalah tontonan langka yang tak boleh dilewatkan. Seolah di kamar seluas ini tak ada objek tatapan lain selain Ranaya. Hampir Ranaya mencongkel kedua mata pemuda itu jika ia tidak ingat alasan apa ia dibawa kemari.
Ranaya meneguk ludah, gugup. Malam ini Araka terlihat berbeda. Pemuda itu nampak lebih menyeramkan dari biasanya. Kedua pasang daging bibirnya menjepit batang rokok yang sudah pendek, sesekali mengeluarkan asap berbau tembakau yang menguap kemudian hilang ke udara. Tatapan datar darinya seolah menjadi alarm Ranaya harus terus waspada.
Ia yang duduk di pinggiran kasur itu, sedari tadi berusaha menurunkan rok mini yang melekat di tubuhnya. Mencoba menutupi bagian pahanya yang terekspos karena gaun sialan ini. Gaun berwarna hitam mengkilat yang hampir mempertontonkan tubuh Ranaya secara cuma-cuma. Ranaya benar-benar merasa ditelanjangi saat memakainya.
Ranaya harus memakai gaun ini, berada di kamar hotel ini, juga berada di situasi seperti ini, semuanya karena Araka. Pemuda itu ... entahlah. Ranaya harus menyebut ini sebuah anugerah atau kutukan.
Kita bergerak ke beberapa menit sebelumnya.
Setelah membuka pintu, Ranaya dikejutkan dengan berdirinya seorang Araka Leon Axellez di salah satu kamar tempatnya bekerja. Sempat terpikirkan oleh Ranaya jika Araka akan menyewa seorang wanita penghibur di sini. Untuk memuaskan jerat napsu birahi dalam diri laki-lakinya. Membuat nilai Araka di mata Ranaya semakin turun drastis. Kedok busuk laki-laki itu tak sengaja terbongkar olehnya.
Ranaya sempat tersenyum sombong, ia berhasil mengetahui sisi buruk Araka yang jarang diketahui orang. Ranaya kira ... ia akan menang. Tapi ternyata dugaannya salah.
Setelah Ranaya masuk, meletakkan minuman pesanan Araka di meja kamar itu. Molly datang sebelum ia sempat beranjak. Senyuman manis wanita itu sama sekali tak membuat Ranaya curiga. Molly tetaplah Molly, yang bersikap ramah dan hangat pada semua orang.
"Baru aja gue mau nyariin lo, ternyata lo udah masuk duluan."
Ranaya mengernyit, melirik Araka, pemuda itu hanya diam tanpa berkomentar. Sama sekali tak memberi penjelasan kenapa ia bisa ada di tempat yang sama dengannya.
"Nay, kenalin, dia Araka."
Ranaya merespon dengan anggukan dan senyuman tipis. Berpura-pura tidak mengenalinya. Pasti Araka malu telah tertangkap basah olehnya. Karena itu, Ranaya sedikit berbaik hati untuk bersandiwara menjadi orang asing agar citra seorang Araka tidak semakin tercemar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY STARBOY ✓
RomanceVarrios, tim yang berdiri sejak tiga tahun yang lalu. Kini diambil alih kepemimpinannya oleh Araka. Sebuah tragedi menyeret semua personil mereka. Satu-persatu ... dengan segala ancaman dan misteri. Pengkhianat yang berkedok teman, dan musuh yang me...